kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.104   7,49   0,11%
  • KOMPAS100 1.061   -0,99   -0,09%
  • LQ45 835   -0,72   -0,09%
  • ISSI 215   0,47   0,22%
  • IDX30 426   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 514   0,82   0,16%
  • IDX80 121   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 125   -0,43   -0,34%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Emisi obligasi korporasi 2015 bisa lebih tinggi


Rabu, 17 Desember 2014 / 18:35 WIB
Emisi obligasi korporasi 2015 bisa lebih tinggi
ILUSTRASI. 6 Cara Mengatasi Kulit Gatal dengan Bahan yang Mudah Ditemui


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Investor bakal kebanjiran emisi obligasi korporasi pada 2015 mendatang. Penundaan penerbitan sepanjang 2014 ini diprediksi akan memaksa emiten menerbitkan surat utang pada tahun depan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, per 16 Desember 2014, total emisi penerbitan obligasi dan sukuk korporasi sepanjang tahun ini sebesar Rp 45,29 triliun. Ini berasal dari 46 emisi dari 34 emiten. Nilai ini setara 92,84% dari realisasi penerbitannya sepanjang tahun 2013 yang sebesar Rp 48,78 triliun.

Analis BNI Securities I Made Adi Saputra mengatakan tahun ini penerbitan obligasi korporasi relatif melambat dibanding akhir tahun lalu. Menurutnya emiten sengaja menunda penerbitan di 2014 akibat tingginya tingkat ketidakpastian. “Semester I 2014 belum kelihatan siapa Presiden terpilih. Juli hingga Oktober masih masa peralihan pemerintah. Sehingga emiten hanya punya waktu sekitar 3 bulan untuk menerbitkan obligasi. Waktu yang relatif pendek,” ujar Made.

Nah, Made memperkirakan pada tahun 2015 emiten akan merealisasikan penerbitan surat utang yang pada tahun ini tertunda. Prediksinya penerbitan obligasi maupun sukuk korporasi 2015 bisa mencapai Rp 50 triliun.

Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa nilai emisi obligasi dan sukuk korporasi yang jatuh tempo pada 2015 sekitar Rp 33,74 triliun. Sehingga asumsinya, utang tersebut akan kembali dilunasi dengan kembali menerbitkan surat utang (refinancing). Penerbitan juga ditambah oleh kebutuhan emiten dalam pengembangan usaha.

Direktur Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA) Wahyu Trenggono berpendapat senada. Menurutnya, dalam dunia bisnis, selalu ada tekanan inovasi maupun ekspansi usaha. “Sehingga emiten akan mencari modal. Kemungkinannya pinjaman dari bank atau penerbitan obligasi,” tutur Wahyu.

Menurut Wahyu, pinjaman dari bank akan terkendala tren load to deposit ratio (LDR) yang cukup tinggi sehingga ruang pemberian kredit bank akan menyempit. Maka satu-satunya pilihan emiten ialah dengan menerbitkan surat utang sebagai pencarian modal ekspansi usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×