Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera kedatangan satu emiten baru September nanti. Perusahaan yang bergerak di bidang produksi kalsium karbida (karbit) yang biasa digunakan untuk las besi dan baja, PT Emdeki Utama Tbk, berencana untuk menggelar penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO).
Emdeki mengincar dana IPO Rp 295 miliar hingga Rp 400 miliar. Emdeki berencana untuk melepas 500 juta saham baru atau setara dengan 25% dari total modal disetor dan ditempatkan. Adapun harga penawaran awal saham Emdeki berkisar antara Rp 590 hingga Rp 800 per saham.
Rencananya, Emdeki akan menggunakan 73,91% dana hasil IPO untuk keperluan belanja modal. Perusahaan yang berpusat di Gresik, Jawa Timur ini akan menggunakan 13,41% dana hasil IPO untuk modal kerja dua pabrik karbit perusahaan dan 12,68% sisanya untuk modal kerja produksi karbit.
Adapun dari total dana belanja modal tersebut, sebesar 48,96% digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik high-grade silica alloy (ferrosilicon) dan 24,95% digunakan untuk membangun pabrik carbide desulphuriser.
Direktur Independen Emdeki Kilambi Chakravarthi menyatakan, pihaknya membutuhkan dana sebesar Rp 180 miliar untuk membangun pabrik ferrosilica. "Sementara untuk membangun pabrik carbide desulphuriser, dana yang dibutuhkan sekitar Rp 100 miliar," kata Chakra, Senin (21/8).
Emdeki berencana membangun satu pabrik ferrosilicon di Gresik. Pabrik ini rencananya memiliki kapasitas produksi 6.500 ton per tahun hingga 7.500 ton per tahun. Produk ini digunakan sebagai bahan aditif dalam produksi baja dan aluminium untuk keperluan industri konstruksi, otomotif, serta kemasan makanan dan minuman.
Sedangkan untuk pabrik carbide desulphuriser yang merupakan salah satu bahan baku pembuatan baja, Emdeki akan melakukan feasibility study untuk mencari tempat untuk membangun pabrik berkapasitas 6.000 ton per tahun tersebut. "Kami mempertimbangkan membangun pabrik di Cilegon, Banten agar dekat dengan pabrik baja," ujar Chakra.
Adapun hasil produksi pabrik pembuat carbide desulphuriser rencananya akan digunakan sepenuhnya untuk keperluan domestik. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang mudah terbakar sehingga tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk mengekspor ke negara lain.
Saat ini, Emdeki menguasai hampir 90% pangsa pasar karbit di Indonesia. Di semester 1 2017, Emdeki mencatatkan penjualan bersih Rp 77,41 miliar dan laba bersih sebesar Rp 14,65 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News