kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emas tertekan dipicu data ekonomi AS yang positif


Kamis, 02 Juni 2016 / 06:56 WIB


Sumber: Xinhua | Editor: Yudho Winarto

NEW YORK. Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena data ekonomi positif AS mendorong investor menjauh dari logam mulia.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus turun US$ 2,80, atau 0,23 %, menjadi menetap di US$ 1.214,70 per ons troi.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Institute for Supply Management yang berbasis di AS pada Rabu menunjukkan indeks manufaktur ISM meningkat 0,5 poin ke tingkat yang lebih baik dari perkiraan 51,3 poin selama Mei.

Para analis mencatat bahwa pengiriman meningkat sebesar lima poin menjadi 54,1 yang mereka katakan biasanya merupakan tanda permintaan yang kuat.

Pedagang sedang menunggu rilis laporan klaim pengangguran mingguan yang akan keluar pada Kamis, dan juga laporan perdagangan internasional serta laporan situasi ketenagakerjaan besar yang akan keluar pada Jumat.

Investor akan berhati-hati memantau laporan ketenagakerjaan besar pada Jumat, karena kemungkinan akan memiliki dampak besar pada pemikiran Federal Reserve selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Juni.

Sejak rilis risalah dari pertemuan FOMC April, pedagang yakin bahwa Fed akan menjaga kenaikan suku bunga pada Juni di atas meja. Risalah menyebabkan pedagang percaya bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 % ke 0,75 % selama pertemuan FOMC Juni.

Menurut alat Fedwatch CMEGroup, probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga dari 0,50 % ke 0,75 % adalah pada 23 % untuk pertemuan Juni.

Perak untuk pengiriman Juli turun 6,70 sen, atau 0,42 %, menjadi ditutup pada US$ 15,927 per ons troi. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$ 8,50, atau 0,87 %, menjadi ditutup pada US$ 971,90 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×