kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Emas tergerus seiring perbaikan ekonomi AS


Jumat, 06 Oktober 2017 / 15:56 WIB
Emas tergerus seiring perbaikan ekonomi AS


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas emas terus melandai di tengah perbaikan data ekonomi Amerika Serikat (AS). Penguatan indeks dollar AS menjadi salah satu penyebab jatuhnya harga logam mulia.

Mengutip Bloomberg Jumat (6/10) pukul 14.50 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange tercatat turun 0,22% ke level US$ 1.270,40 per ons troi.

"Dollar kuat, itulah salah satu alasan emas tertekan. Kemungkinan ini akan terus bertahan hingga data non farm payroll (NPF) dirilis,” ujar Brian Lan, Maging Director Dealer Goldsilver di Singapura seperti dilansir Reuters.

Pada pukul 15.00 WIB, indeks dollar sudah bertengger pada level 94,09. Angka tersebut menguat 0,14% dari sehari sebelumnya. Indeks terus menunjukkan penguatan setelah defisit perdagangan AS menyempit pada bulan Agustus, karena ekspor barang dan jasa naik ke level tertinggi.

Namun, analis Thomson Reuters GFMS Samson Li menambahkan, setelah indeks dollar menembus level 94, kemungkinan pergerakannya akan menjadi terbatas. Indeks dollar AS cenderung konsolidasi hingga November. Baru kemudian di akhir November akan kembali menguat

Rebound dollar sudah cukup kuat dan mungkin perlu jeda, " terangnya

Data ketenagakerjaan AS bulan September diperkirakan akan menunjukkan perlambatan sebagai efek Badai Harvey dan Irma. Bulan Juli data ketenagakerjaan di luar sektor pertanian tumbuh 156.000, maka kali ini diperkirakan melambat menjadi 82.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×