kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emas menukik 1,69% sepekan terakhir


Senin, 08 Agustus 2016 / 17:56 WIB
Emas menukik 1,69% sepekan terakhir


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga emas gagal pertahankan kenaikannya setelah diserang optimisme pasar memandang sajian data ekonomi AS terbaru. Imbas ini diprediksi bisa terasa untuk jangka pendek.

Mengutip Bloomberg, Senin (8/8) pukul 16.18 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange tergerus 0,58% di level US$ 1.336,50 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Harga ini pun sudah menukik 1,69% dalam sepekan terakhir.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengungkapkan hal ini terjadi pasca rilis data tenaga kerja AS yang memuaskan pasar.

Mulai dari upah tenaga kerja perjam AS Juli 2016 yang tumbuh dari 0,1% menjadi 0,3%, lalu angka tenaga kerja non pertanian juga bertambah dari prediksi hanya 180.000 ternyata tumbuh 255.000 serta tingkat pengangguran bulanan yang bertahan di level 4,9%.

“Ini kan indikasinya positif ke inflasi AS, ada dugaan inflasi bisa terangkat,” ujar Putu. Apabila nantinya benar inflasi yang dirilis pekan depan ikut terdongkrak maka pasar akan semakin optimis memandang peluang kenaikan suku bunga The Fed pada pertemuan FOMC September 2016 mendatang.

Tekanan semakin besar dengan positifnya data neraca perdagangan China Juli 2016 lalu yang surplusnya bertambah dari 311 miliar yuan menjadi 343 miliar yuan.“Baiknya data ini mengurangi kekhawatiran pasar akan gejolak ekonomi yang sedang terjadi saat ini,” ungkap Putu. Hasilnya daya tarik emas pun memudar.

Meski sifatnya jangka pendek, euforia sajian data ini cukup menekan pergerakan harga emas. Keadaan diperburuk dengan lemahnya yen diperdagangan hari ini pasca opini Bank of Japan untuk menahan pelonggaran stimulusnya.

Padahal pasar berekspektasi bank sentral Negeri Sakura akan melonggarkan stimulus dalam waktu dekat. Keputusan ini mengikis kekuatan yen yang kemudian di sisi lain menguntungkan USD. “Pergerakan USD yang masih cukup unggul akan terus membebani harga si kuning,” tambah Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×