kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.470.000   6.000   0,24%
  • USD/IDR 16.705   1,00   0,01%
  • IDX 8.677   -9,12   -0,11%
  • KOMPAS100 1.190   -4,09   -0,34%
  • LQ45 853   -1,76   -0,21%
  • ISSI 310   0,09   0,03%
  • IDX30 438   -0,40   -0,09%
  • IDXHIDIV20 507   1,46   0,29%
  • IDX80 133   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 138   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 139   0,30   0,22%

Emas masih dibayangi sentimen negatif


Kamis, 13 Juli 2017 / 19:44 WIB
Emas masih dibayangi sentimen negatif


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Walaupun mencatatkan penguatan, harga emas masih dibayangi sentimen negatif. Pernyataan dovish terkait rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang disampaikan Gubernur The Fed Janet Yellen, tidak akan mampu bertahan di tengah perbaikan kondisi ekonomi global.

“Rencana kenaikan suku bunga bank sentral lainnya bisa menghadang penguatan harga emas,” ujar Agus Chandra, analis PT Monex Investindo Futures, Kamis (14/7).

Salah satu yang sudah memastikan diri mengerek suku bunganya adalah Bank of Canada (BoC). Setelah tujuh tahun terakhir mempertahankan suku bunga acuannya, kini Bank Sentral Kanada memutuskan menaikkan suku bunga dari 0,5% menjadi 0,75%.

Kata Agus, kalau hal ini benar-benar diikuti oleh Bank Sentral lainnya, harga emas akan kembali terpuruk. Apalagi belakangan beberapa pejabat dari Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Inggris juga kerap menyampaikan pernyataan bernada hawkish terkait rencana kenaikan suku bunga.

Di lain pihak, Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures menambahkan, sentimen negatif kemungkinan juga bisa datang dari India. Penerapan biaya impor emas yang tinggi di sana diperkirakan bisa menekan permintaan komoditas emas.

“Dalam kebijakan baru itu, emas termasuk kategori barang mewah yang dikenakan biaya cukup tinggi,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×