Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kilau harga emas telah menjadi sorotan di sepanjang tahun 2024. Peluang kenaikan lanjutan harga logam mulia tetap terbuka seiring pelonggaran kebijakan moneter bank sentral global.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, kenaikan harga emas dunia telah menjadi sorotan pasar yang menembus level puncaknya tahun ini pada level US$ 2.790 per ons troi.
Belum lagi, emas mencatatkan performa kenaikan sepanjang tahun hampir 27% year to date (ytd), yang saat ini di posisi kisaran US$ 2.616 per ons troi.
Penguatan harga emas tahun ini merupakan kinerja terbaiknya sejak 2010. Faktor utama harga emas berkilauan tersebut yakni pelonggaran kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed), sehingga memberikan tekanan pada dolar AS dan meningkatkan daya tarik emas. Tidak hanya The Fed, bank sentral utama lainnya pun menempuh kebijakan yang sama.
Selain itu, lanjut Nanang, eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur masih menopang kenaikan harga emas tahun ini dan diperkirakan berlanjut di tahun depan. Konflik regional atau ketidakstabilan politik global, telah mendorong investor untuk mencari aset lindung nilai (safe haven), termasuk emas.
‘’Perlu diketahui juga, di akhir penutupan tahun 2024, tersirat kabar beberapa bank sentral meningkatkan pembelian emas sebagai bagian dari diversifikasi cadangan devisa. Lonjakan pembelian emas oleh bank sentral, khususnya dari negara emering market menambah permintaan,’’ ungkap Nanang saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (30/12).
Baca Juga: Harga Emas Tahun Ini Catat Kenaikan Terbaik Sejak 2010, Tren Positif akan Berlanjut
Nanang menyebutkan, ruang pemangkasan suku bunga The Fed kemungkinan hanya dua kali di tahun depan, seperti apa yang disampaikan Jerome Powell dalam pertemuan di Desember lalu. Hal tersebut karena mempertimbangkan kebijakan fiskal dari kepemimpinan Donald Trump di Amerika tahun depan.
Jika The Fed pangkas suku bunga lebih sedikit dari 100 bps, tanpa dipengaruhi sentimen geopolitik, maka bisa mengancam harga emas terkoreksi hingga US$2400 bahkan dekati US$2300 per ons troi.
Namun, nampaknya ketegangan politik masih akan berkelanjutan di Rusia - Ukraina, Timur Tengah yakni konflik Israel - Palestina, serta ketegangan AS – China. Pada akhirnya, persaingan geopolitik dan ekonomi dapat memengaruhi permintaan emas.
Ancaman resesi global bisa pengaruhi permintaan emas sebagai safe haven. Sedangkan inflasi yang tinggi dapat memicu pelemahan emas karena bank sentral akan kembali menaikkan suku bunga.
‘’Sebagaimana kita ketahui bersama, belakangan ini bank sentral negara-negara berkembang marak melakukan pembelian emas sebagai diversifikasi cadangan devisa mereka guna mengurangi ketergantungan pada dolar,’’ kata Nanang.
Nanang menuturkan, kenaikan harga emas global pun telah berefek positif bagi pergerakan harga emas Antam. Bahkan, kenaikan harga emas Antam di sepanjang tahun ini melampaui kenaikan harga emas global yang sebesar 35% YTD pada posisi Rp 1,52 juta per gram, per Senin (30/12).
Emas spot dan emas Antam memiliki keterkaitan yang erat terhadap situasi global, seperti geopolitik, kebijakan moneter bank sentral dan peningkatan permintaan dari bank sentral. Namun emas Antam memiliki dinamika lokal tersendiri, di mana kebijakan pemerintah dalam negeri dapat membuat pergerakan lebih tajam akibat perubahan nilai tukar dan permintaan domestik.
Nanang menjelaskan, emas Antam akan dipengaruhi fluktuasi rupiah terhadap dolar. Adapun rupiah terhadap dolar sepanjang tahun ini tercatat melemah mencapai 4%ytd dengan berada pada Rp 16.130 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan pengaruhi harga emas Antam. Apakah rupiah sanggup kembali bertahan di bawah Rp 16.000 di semester pertama tahun 2025, itu akan dipengaruhi bagaimana situasi global dan dalam negeri.
Baca Juga: Harga Emas Spot Stabil di US$2.617,52 pada Senin (30/12), Fokus ke Pemerintahan Trump
Nanang memproyeksi, bila rupiah bertahan pada level Rp 15.000 per dolar AS, maka harga emas Antam akan berada dalam kisaran Rp 1,3 juta per gram di tahun depan. Namun bila rupiah lebih dari Rp 16.000 per dolar AS, maka harga emas Antam bisa mendekati Rp 1.5 juta per gram.
Sementara itu, harga emas spot diperkirakan bergerak dalam kisaran US$ 2.400 per ons troi - US$ 2.900 per ons troi di tahun 2025. Namun patut diwaspadai berita mengenai ketegangan geopolitik, inflasi atau perubahan suku bunga sering kali mendorong fluktuasi harga emas.
Nanang menyarankan, waktu terbaik membeli emas adalah ketika harga berada pada level terendah dalam tren jangka pendek atau saat koreksi pasar tengah terjadi.
Misalnya pada emas spot, pencapaian level puncak biasanya akan dibarengi dengan aksi ambil untung (profit taking) dalam 2 hari - 3 hari ke depannya. Ketika koreksi harga terjadi, maka kita bisa manfaatkan untuk aksi jual.
Sebaliknya titik balik (reversal) bisa dibarengi dengan adanya fundamental dan teknikal yang sudah menunjukkan area rendahnya dari penurunan emas, maka bisa dilakukan buyback (pembelian kembali).
‘’Investasi emas bisa memberikan manfaat signifikan jika dilakukan dengan disiplin, pemahaman situasi pasar dan perencanaan yang matang,’’ pungkas Nanang.
Selanjutnya: Biaya Haji 2025, Kemenag Upayakan Turun hingga 85 Juta
Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan Periode 30 Desember 2024-5 Januari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News