kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emas Atau Bitcoin? 4 Hal Ini Bisa Jadi Pertimbangan yang Tepat


Selasa, 01 Maret 2022 / 15:07 WIB
Emas Atau Bitcoin? 4 Hal Ini Bisa Jadi Pertimbangan yang Tepat
ILUSTRASI.


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Sejak dulu, investasi emas memang sudah populer dan digunakan untuk menjaga nilai aset agar semakin tidak turun. Namun, seiring waktu, banyak investor yang mulai tertarik untuk menggunakan Bitcoin sebagai aset, termasuk para investor Bitcoin Indonesia.

Kedua jenis investasi ini memang menggiurkan karena bisa menjaga nilai aset kita di masa depan agar tetapi bisa bertahan, terutama ketika kondisi ekonomi sedang lemah. Tidak heran bila Bitcoin pun kerap dijuluki sebagai ‘emas digital.’

Sekilas, emas dan Bitcoin memang memiliki fungsi yang sama. Namun, mana sebenarnya investasi yang lebih menguntungkan dan aman di masa depan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, beberapa hal di bawah ini bisa menjadi pertimbangan buat Anda.

1. Bentuk aset

Emas adalah bentuk investasi terhadap logam mulia. Biasanya, aset investasi ini memiliki bentuk fisik, yang bisa kita simpan sendiri. Tidak hanya populer sebagai perhiasan, emas pun juga bisa menjadi pilihan investasi yang menguntungkan karena memiliki nilai yang lebih stabil.

Sedangkan Bitcoin adalah aset digital kripto pertama, yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009. Bentuk aset Bitcoin tidak bisa kita pegang langsung dan tidak memiliki wujud fisik.

Bitcoin sendiri hanya berbentuk saldo, yang disimpan dalam buku besar publik bernama Rantai-blok atau Blockchain. Kepemilikan Bitcoin biasanya disimpan di dalam komputer pribadi dengan file walet.

Namun, Bitcoin bisa digunakan untuk transaksi, tanpa menggunakan perantara seperti jasa bank.

2. Ketersediaan aset

Emas berasal dari sumber daya alam yang terbatas di dunia ini. Emas sendiri merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa. Emas sering disebut sebagai logam mulia karena cukup langka.

Pada zaman dahulu, banyak orang yang menggunakan emas sebagai ‘mata uang’ atau nilai tukar. Inilah yang membuat emas kerap dijadikan investasi karena punya nilai yang cukup besar.

Namun, kita tidak pernah tahu sampai kapan ketersediaan emas akan ada. Kita pun tidak tahu berapa banyak emas yang tersisa dan berapa banyak yang sudah ditambang.

Hal ini tentu berbeda dengan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, yang merupakan aset digital. Kita bisa mengetahui berapa banyak sisa Bitcoin dan yang sudah beredar dipasaran.

Jumlah Bitcoin pun memiliki informasi yang cukup transparan. Sampai saat ini, ada 21 juta Bitcoin yang tersedia dan setidaknya 18,92 juta Bitcoin sudah diperdagangkan sampai Januari 2022.

Dengan mengetahui jumlah Bitcoin tersisa tersebut, kita pun jadi lebih mudah mengukur berapa lama Bitcoin akan habis ‘ditambang’. Selain itu, kita juga bisa melihat prospek atau naik turun harganya di masa depan.

3. Penetapan harga beli dan jual

Harga emas mengacu kepada harga yang terbentuk di beberapa bursa komoditas global. Di antaranya adalah London Bullion Market Association (LBMA), London Metal Exchange (LME), serta divisi Commodity Exchange (Comex) Chicago Mercantile Exchange (CME).  Biasanya, naik turunnya harga emas disebabkan oleh beberapa hal, seperti ketidakpastian kondisi global, penawaran dan permintaan emas, kebijakan moneter, inflasi, dan nilai tukar dolar Amerika Serikat. Di dalam negeri, harga emas dalam rupiah juga turut dipengaruhi kurs dollar Amerika - rupiah.

Saat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sedang melemah, maka bisa jadi harga emas akan mengalami kenaikan. Selain itu, inflasi juga bisa berdampak pada harga emas. Ketika inflasi meningkat, maka harga emas pun juga akan lebih mahal.

Berbeda dengan aset Bitcoin, yang tidak memiliki sistem terpusat untuk mengatur harga beli dan jual. Namun, harga bitcoin tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kejadian atau perubahan pasar ekonomi, media sosial, permintaan sari industri besar, serta regulasi atau kejelasan hukum atas Bitcoin di suatu negara.

Perubahan di pasar ekonomi yang mempengaruhi harga Bitcoin terjadi karena turunya aset investasi lain, inflasi, dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, investor ritel pun mudah terpengaruh oleh influencer besar. Misalnya, ketika Elon Musk sempat tweet tentang salah satu mata uang kripto. Pada saat itu, harga mata uang kripto tersebut pun mengalami kenaikan yang cukup besar.

Harga Bitcoin juga ditentukan oleh permintaan industri keuangan tradisional dan perusahaan besar. Bila semakin banyak orang dan perusahaan yang membeli Bitcoin dan bertransaksi menggunakan aset digital ini, maka nilainya bisa semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya.

Jadi, ketika semakin banyak orang yang membeli Bitcoin dan banyak yang jual, maka harganya akan akan naik. Popularitas Bitcoin pun juga bisa membuat harga semakin meningkat.

4. Faktor Risiko

Setiap investasi tentu memiliki faktor risiko yang perlu kita ketahui terlebih dahulu. Investasi emas memang cenderung memiliki harga yang lebih stabil. Meski begitu, ada beberapa risiko investasi emas yang harus kita waspadai.

Hal pertama adalah emas palsu. Bila kita tidak benar-benar mengerti kandungan di dalam emas dan kadarnya, bisa-bisa kita tertipu dengan nilai emas yang kita beli.

Selain itu, risiko terbesar dari investasi emas adalah kehilangan kepemilikan emas. Bila kita tidak menyimpannya dengan benar, maka aset kita bisa hilang begitu saja.Tempat terbaik untuk menyimpan emas, antara lain di rumah dengan memakai brankas khusus, di bank, maupun di pegadaian.

Sama seperti emas, investasi Bitcoin juga memiliki risiko yang harus kita pahami. Nilai Bitcoin jauh lebih volatil daripada emas. Secara umum, harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya bisa mengalami penurunan hingga lebih dari 20% dalam suatu waktu. Meskipun keuntungan yang kita dapatkan pun bisa lebih besar.

Risiko mata uang kripto lainnya adalah tidak adanya jaminan aset dari investasi yang ditanamkan. Dari segi keamanan, saat investasi Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, kita perlu waspada terhadap kejahatan cyber atau serangan siber. Peretasan bisa menjadi salah satu faktor utama kita kehilangan aset investasi Bitcoin yang kita miliki.

Begitu pula dengan penipuan transaksi, terutama terhadap transaksi penjual dan pembeli secara online. Untuk itulah, kita perlu berhati-hati saat memakai Bitcoin dan mata uang kripto lainnya ketika bertransaksi.

Lebih Baik Emas Atau Bitcoin?

Melihat pertimbangan di atas, tentu kita bisa memilih emas dan Bitcoin sebagai opsi investasi. Namun, kita harus tetap bijaksana dalam memilih investasi yang tepat, baik untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Bila Anda berminat untuk mencoba investasi kripto, pastikan Anda melakukan transaksi jual dan beli menggunakan aplikasi yang telah diawasi oleh BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi), seperti Luno Indonesia. Dengan begitu, Anda pun bisa investasi dengan lebih aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×