Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) mulai mempertimbangkan rencana penerbitan saham baru (rights issue) guna memenuhi kekurangan belanja (capex) tahun 2010. Rights issue merupakan salah satu alternatif pembiayaan non utang ELTY. Alternatif lain adalah penerbitan obligasi dan pinjaman dari perbankan.
Direktur Utama ELTY Hiramsyah Thaib menyatakan, tahun depan capex ELTY masih bolong sekitar Rp 500 miliar-Rp 1,5 triliun. "Kami sudah membuat skenario, dana ini didapat dari pinjaman bank dan obligasi, atau dari rights issue," kata Hiramsyah kemarin (7/12).
Tahun depan ELTY menganggarkan capex antara Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun. Namun hingga kini, emiten properti itu baru menggenggam fasilitas pendanaan sebesar Rp 1,5 triliun.
Dari jumlah tersebut, Rp 1 triliun didapatkan dari pinjaman bank. Sedangkan sebanyak Rp 500 miliar berasal dari suntikan salah satu pemegang sahamnya, yakni Avenue Capital.
Terkait nasib kepemilikan 30% saham PT Bakrie Swasakti Utama oleh Limitless Holding -anak usaha Dubai World yang sedang krisis- Hiramsyah menyatakan, ELTY sudah memasang tenggat waktu hingga Februari 2010 untuk menentukan kelanjutan kerjasama itu. "Sekalian kita lihat juga bagaimana dampak kondisi global dan politik nasional yang fluktuatif sekarang ini pada ELTY," ujarnya.
Bakrie Swasakti adalah pengembang megaproyek Rasuna Epicantrum. Limitless memiliki porsi jatah setoran modal pada proyek itu antara US$ 120 juta - US$ 130 juta.
Wakil Presiden Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheree menilai, kemungkinan ELTY melakukan rights issue selalu ada. Pasalnya, pada 1997 dan 2006 ELTY juga sempat melakukan rights issue masing-masing 1,05 miliar saham dan 4,2 miliar saham.
Nico mengaku tak mampu memprediksi aksi pencarian dana dari emiten Grup Bakrie yang banyak memberi kejutan. Yang jelas, tiga skenario sumber pendanaan ELTY mengindikasikan kinerjanya tak terlalu cantik. "Kalau kinerja bagus, mereka pasti akan mengambil dana dari kas internal saja," ujar Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News