kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

El Savador Rajin Koleksi Bitcoin, Begini Prospeknya ke Depan


Kamis, 11 Juli 2024 / 21:50 WIB
El Savador Rajin Koleksi Bitcoin, Begini Prospeknya ke Depan
ILUSTRASI. Halving Bitcoin adalah peristiwa penting dalam sejarah mata uang kripto major, yang menunjukkan penerbitannya yang terbatas dan mekanismenya untuk melawan inflasi.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. El Salvador, salah satu negara pelopor adopsi kripto, terus melanjutkan program "1 Bitcoin (BTC) per hari" dengan konsisten membeli kripto meskipun kondisi pasar sedang lesu. 

Namun, hal tersebut dinilai tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan harga BTC dalam jangka pendek. 

Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar, Christopher Tahir menuturkan bahwa program tersebut tidak akan terlalu berdampak signifikan terhadap kenaikan harga Bitcoin ke depannya.

Baca Juga: Program Pembelian Bitcoin El Salvador Dinilai Tak Berdampak Signifikan

“Pasalnya, pembelian 1 BTC per hari tidak berdampak signifikan dibandingkan dengan transaksi harian keseluruhannya, jadi saya rasa tidak begitu berdampak pada kenaikan harga BTC,” kata Christopher kepada Kontan.co.id, Kamis (11/7). 

Meski begitu, Christopher memprediksi bahwa ke depannya, prospek Bitcoin akan kembali cerah dikarenakan adanya tambahan likuiditas ke BTC yang masih berlangsung, hal ini terlihat dari pembelian ETF oleh investor awam dan pembelian Bitcoin spot oleh trader. 

“Memang untuk saat ini belum ada katalis pendorong kenaikan Bitcoin, namun kekhawatiran akan potensi penjualan investor penerima bitcoin distribusi dari Mt. Gox menjadi faktor penekan harga BTC,” kata dia. 

Sementara itu, berdasarkan CoinmarketCap, harga Bitcoin menguat 1,35% ke level US$ 58.604 pada perdagangan Kamis (11/7) pukul 21.00 WIB. 

Baca Juga: El Salvador Lanjutkan Pembelian Bitcoin, Sinyal Aset Digital Jangka Panjang

Dia menilai, salah satu faktor yang dapat mendorong harga Bitcoin kembali ke level US$ 60.000 yakni, perkembangan signifikan terkait ETF Ethereum dan dampaknya terhadap BTC. 

Tak hanya itu, dia mengatakan adanya peluang The Fed memangkas suku bunga pada rapat mendatang di bulan September 2024, akan melonggarkan likuiditas yang dapat mengalir ke pasar aset kropto sebesar 5% -10% dari likuiditas yang ada.

Secara teknikal, Christopher memperkirakan dengan kembalinya harga Bitcoin ke atas US$ 55.000, maka harganya berpotensi kembali ke US$ 60.000 dalam jangka waktu dekat ini. Dia memproyeksi hingga akhir tahun, harga Bitcoin berpotensi menuju ke kisaran US$ 80.000 - US$ 85.000 per kepingnya. 

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa Ethereum juga sudah kembali ke US$ 3.000, maka diperkirakan harganya masih berpotensi ke US$ 3.300 dan US$ 3.500. 

Baca Juga: Bitcon Bisa Jadi Alternatif Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Sementara untuk Solana telah kembali ke US$ 138,69, sehingga diperkirakan mampu kembali ke US$ 150.

“Untuk saat ini, selain Bitcoin, Ethereum dan Solona menjadi aset yang menarik untuk dilirik, dikarenakan hangatnya aktivitas di dalam jaringannya,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×