Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) terbang tinggi lantaran El Nino terus mengganggu angka produksi. Harga terangkat setelah stok CPO Malaysia turun akibat El Nino.
Mengutip Bloomberg, Selasa (10/5) pukul 14.23 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juli 2016 di Malaysia Derivative Exchange menguat 0,48% ke level RM 2.675 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, CPO menguat 5,4%.
Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, penguatan CPO seiring dengan melemahnya mata uang ringgit Malaysia terhadap dollar AS. Apalagi, stok CPO Malaysia juga dikabarkan menyusut.
Stok CPO Malaysia terjun ke level terendah sejak Februari 2015 lantaran El Nino menyebabkan kekeringan sehingga menahan laju produksi CPO di Malaysia.
Data Malaysian Palm Oil Board (MPOB) menunjukkan, cadangan CPO Malaysia bulan April turun 4,5% menjadi 1,8 juta metrik ton dibanding bulan sebelumnya. Cadangan CPO Malaysia turun dalam lima bulan berturut- turut atau penurunan terpanjang sejak Juni 2013. Angka tersebut juga lebih kecil dari proyeksi Bloomberg sebesar 1,82 metrik ton.
Output CPO naik 6,7% menjadi 1,3 juta ton sedangkan ekspor turun 13% menjadi 1,16 juta ton. Penurunan ekspor berlanjut dalam sepuluh hari pertama bulan Mei sebesar 22% menjadi 391.222 ton dibanding periode sama bulan sebelumnya.
"Kita sebenarnya sudah di ujung akhir dari El Nino, tetapi melihat angka saat ini sepertinya perbaikan produksi kemungkinan sedikit lemah.Imbas dari El Nino dapat berlanjut hingga kuartal ketiga sampai kuartal keempat, tergantung bagaimana cuaca berkembang dalam beberapa pekan ke depan," kata ," ujar David Ng, spesialis derivatif di Phillip Futures Sdn, seperti dikutip Bloomberg.
Deddy mengatakan, harga CPO saat ini masih mampu bergulir di atas RM 2.500 per metrik ton bahkan berpeluang ke level RM 2.780 - RM 2.800 per metrik ton.
Apalagi menjelang bulan Ramadhan permintaan CPO biasanya meningkat. "Ini juga yang akan menjadi katalis bagi penguatan CPO hingga akhir kuartal kedua nanti," paparnya.
Lembaga riset Oil World memprediksi output global kemungkinan akan lebih kecil dari prediksi, menurun ke angka 61,25 juta ton tahun ini atau penurunan pertama sejak lebih dari 20 tahun.Pembelian CPO kemungkinan akan bertambah terutama dari dari India, Pakistan, dan kawasan Timur Tengah menjelang Ramadhan.
"Saat ini sentimen positif masih bersahabat dengan CPO, baik dari sisi teknikal maupun fundamental" imbuh Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News