kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekstra waspada saat IHSG semakin perkasa


Rabu, 25 Februari 2015 / 07:32 WIB
Ekstra waspada saat IHSG semakin perkasa
ILUSTRASI. Hand Former ?- Sarung tangan karet PT Mark Dynamics Indonesia


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukkan otot keperkasaan. IHSG kembali mencetak rekor tertinggi pada penutupan Selasa (24/2). IHSG melenggang di zona hijau pada 5.417,31, naik 0,26%. Meski terus bergerak naik, masih ada beberapa sentimen penting yang patut dicermati investor.

Beberapa hari ke depan, geliat IHSG akan banyak dipengaruhi pidato Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) Jannet Yellen. Andy Ferdinand, Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas mengatakan, pidato Yellen akan memberi gambaran mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed.

Menurut Andy, jika Yellen mengatakan kepastian kenaikan suku bunga, hal ini akan memberi dampak negatif ke bursa regional termasuk pada IHSG. Pasalnya, saat ini likuiditas di beberapa negara meningkat karena adanya stimulus. Jika bunga The Fed dinaikkan, maka dana dari emerging market mengalir ke AS.

Ada beberapa faktor pendorong kenaikan IHSG dalam beberapa pekan belakangan ini. Pertama kondisi ekonomi makro Indonesia yang membaik. Turunnya harga minyak dunia membuat tingkat inflasi Indonesia rendah. Begitu pula neraca perdagangan yang membaik. 

Kedua, masih positifnya dana investor asing yang masuk ke bursa saham. "Sehingga sebenarnya sentimen dalam negeri masih cukup mendukung. Hanya saja, akan banyak terpengaruh pidato Yellen," ujar Andy.

Namun, Analis Universal Broker Indonesia, Alwy Assegaf mengatakan, The Fed tidak akan menaikkan suku bunga terlalu dini karena bisa menghambat pemulihan ekonomi AS. Jika skenario itu yang terjadi, IHSG masih bisa dalam tren bullish. IHSG pun tengah mendekati area resistance di 5.450. "Jadi masih bisa menguji level resistance tersebut," ujar dia.

Jika terjadi penundaan kenaikan suku bunga The Fed, IHSG akan bergerak positif. Dana asing juga  masih masuk. Sepanjang tahun ini, investor asing mencatatkan net buy Rp 8,5 triliun.

Jenuh beli

Meski optimisme terhadap penundaan kenaikan suku bunga The Fed, Alwy mengatakan, IHSG sudah masuk fase jenuh beli, sehingga IHSG masih berpotensi koreksi sesaat. Selain itu ada risiko depresiasi rupiah terhadap dollar. "Jika rupiah menyentuh level psikologis Rp 13.000 per dollar, IHSG bisa tertekan," imbuh dia.

Hingga saat ini belum ada waktu yang tepat untuk masuk ke pasar saham. "Kalau investor mau buy bisa menunggu laporan keuangan kuartal IV-2014," imbuh Alwy. 

Sebab di semester I, Andy mengatakan, neraca perdagangan masih defisit . Ini karena pemerintah mengejar pertumbuhan dengan menggenjot pembangunan infrastruktur yang mengakibatkan kenaikan impor barang modal. 

Alwy menegaskan, investor sebaiknya mulai waspada. "Kalau sudah ada posisi sebaiknya wait and see dulu," ujar dia. Saham-saham konstruksi yang bisa dicermati. Di antaranya WIKA, ADHI, PTPP, dan WSKT. Sementara Andy juga merekomendasikan saham-saham perbankan besar, seperti BBRI, BBNI, BMRI, dan BBCA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×