Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persebaran virus corona di Indonesia maupun belahan dunia lainnya berpotensi mempengaruhi bisnis produsen garmen.
PT Trisula International Tbk (TRIS) menyatakan, banyaknya pengurangan kegiatan bahkan penutupan di pelabuhan laut dan pelabuhan udara di banyak negara membuat logistik belum stabil.
Meskipun begitu, Direktur Utama TRIS Santoso Widjojo mengatakan, persebaran virus corona tidak membuat perusahaannya menahan diri untuk mengekspor produk. "Daya saing utama kami bertumpu pada efisiensi produksi," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (19/3).
Baca Juga: Dapat restu OJK, Trisula International (TRIS) segera akuisisi Trisula Textile (BELL)
Di samping itu, TRIS juga akan terus melaksanakan strategi untuk meraih pasar-pasar baru demi mencapai target kinerja 2020. TRIS memperkirakan, pembukaan pasar baru ini dapat menaikkan pendapatan minimal 10%.
Sebagai informasi, penjualan ekspor TRIS mencakup 70% dari total penjualan. Produk-produknya dikirim ke Australia, Amerika Serikat, Selandia Baru, Inggris, dan Jepang. Per September 2019, nilai total penjualan TRIS tercatat sebesar Rp 687,78 miliar.
"Untuk domestik, kami terus berusaha untuk memasarkan produk kami di tengah menurunnya impor saat ini yang bisa menjadi peluang para pelaku usaha di dalam negeri," ungkap Santoso.
Selain itu, TRIS juga terus mengembangkan produknya agar lebih kompetitif sebagai produsen garmen di pasar internasional.
Saat ini, TRIS fokus pada dua brand pakaian, yaitu Jobb dan Jack Nicklaus. TRIS juga akan memantau perkembangan kondisi pasar sampai pertengahan tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News