Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
"Tak hanya dari kebutuhan saja, Alam pun mendukung kenaikan harga CPO dengan prediksi climate.gov bahwa La Nina akan berlangsung hingga Februari dan berpotensi untuk berlanjut hingga akhir 2021 didukung oleh positifnya Data pertanian AS dan Argentina bagi harga soybean, harga jagung dan CPO khususnya," kata Agung dalam keterangan resminya, Senin (18/1).
Bahkan pada hari Jumat 15 Januari 2021 kemarin, pemerintah malaysia melayangkan gugatan di WTO terhadap EU atas kampanye anti palm oil, sedangkan dari sisi domestik.
Pemerintah Indonesia pun telah menyiapkan anggaran Bantuan Sosial sebesar Rp 110 triliun di Tahun 2021 untuk 34 Provinsi di Indonesia dalam rangka membantu masyarakat mengatasi dampak pandemi serta menggerakkan ekonomi nasional.
Agung Surya menyarankan untuk melirik emiten yang menghasilkan produk akhir olahan kelapa sawit seperti SIMP dan TBLA. Pada perdagangan 15 Januari 2021 kemarin, SIMP ditutup pada 448 dan diperdagangkan pada 0,4 Nilai Bukunya (1130).
Target SIMP menurut Agung di angka 750 masih tergolong rendah, dikarenakan harga CPO yang akan terus meningkat akibat adanya supply yang tertekan dari segi produktivitas, adanya La NINA & Lockdown di Malaysia, secara perdagangan CPO malaysia terkena pajak 8% yang membuat pasar melirik CPO Indonesia yang lebih murah.
“Bila sentimen positif ini disadari investor trader, maka Saham SIMP ini belum pernah right issue dan jumlah saham beredar asli publik perorangan bukan PT ataupun institusi hanya sedikit sekali. Chart sejak IPO turun terus-menerus dan semua indikator dan chart pattern positif di beberapa waktu belakangan ini,” pungkas Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News