Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan sepanjang Juni lalu. Ini merupakan penurunan ekspor Jepang ke AS untuk pertama kali dalam kurun 17 bulan terakhir, di tengah kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan proteksionis yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.
Pagi ini, Kementerian Keuangan Jepang merilis data neraca perdagangan untuk bulan Juni. Ekspor ke AS mencatat penurunan sebesar 0,9% jika dibandingkan dengan tahun lalu (yoy). Turunnya ekspor seiring dengan berkurangnya pengiriman mobil dan peralatan manufaktur semikonduktor, dua produk ekspor terpenting Jepang.
"Secara keseluruhan, ekspor tetap sehat untuk saat ini, tetapi kami tidak yakin bagaimana hal-hal akan berubah pada kebijakan perdagangan," kata Shuji Tonouchi, ekonom pasar senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/7).
Shuji menambahkan, ada kemungkinan kebijakan tarif dan gesekan perdagangan nantinya dapat turut mengurangi investasi perusahaan di Jepang.
Penurunan ekspor, meski sedikit, nyatanya menimbulkan kekhawatiran di kalangan pembuat kebijakan di Jepang. Mereka khawatir Trump akan terus mendesak Jepang untuk menurunkan surplus perdagangan dengan AS secara konkret.
Pasalnya, impor dari AS ternyata juga turun 2,1% yoy akibat penurunan impor minyak mentah, pesawat, dan batu bara. Akibatnya, surplus perdagangan Jepang dengan AS sepanjang Juni sebesar 590,3 miliar yen atau naik 0,5% dari periode yang sama tahun lalu.
Surplus perdagangan ini dikhawatirkan bakal mengundang kecaman karena pemerintahan Trump menaikkan tarif untuk menurunkan defisit perdagangan AS dan memerangi apa yang dianggap sebagai kebijakan perdagangan yang tidak adil.
Sebelumnya, Trump telah memberlakukan tarif impor pada baja dan aluminium, yang turut memukul para eksportir Jepang. Trump juga mengkritik Jepang lantaran hanya mengimpor kendaraan Amerika dalam jumlah yang sedikit.
Secara keseluruhan, ekspor Jepang di bulan Juni naik 6,7% yoy, meski masih di bawah estimasi median yang memperkirakan kenaikan 7,0%. Angka ini juga lebih rendah dari pertumbuhan ekspor bulan Mei yang mencapai 8,1% yoy.
Sementara, impor Jepang naik 2,5% yoy. Neraca perdagangan Jepang pun masih mencatat surplus sebesar 721,4 miliar yen atau sekitar US$ 6,40 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan estimasi median yang memprediksi surplus sebesar 534,2 miliar yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News