kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspektasi produksi Malaysia naik, harga CPO tumbang 1,8%


Kamis, 07 April 2011 / 16:13 WIB
Ekspektasi produksi Malaysia naik, harga CPO tumbang 1,8%
ILUSTRASI. Petani menanam padi di lahan bekas gambut di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (11/6/2020). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan 165 ribu hektare (ha) lahan bekas pengembangan lahan gambut (PL


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

KUALA LUMPUR. Ekspektasi bakal meningkatnya produksi Malaysia membenamkam harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO). Apalagi, panen kedelai dari Amerika Selatan juga meningkat sehingga membantu pasokan minyak nabati global.

Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di Malaysia Derivatives Exchange (MDE) sempat anjlok 1,8% ke level RM 3.315 atau setara US$ 1.095 per ton, sebelum bergerak ke RM 3.330 per ton, pada pukul 4.19 sore waktu Kuala Lumpur.

Malaysian Palm Oil Board atau dewan sawit Malaysia melaporkan produksi dan cadangan di Februari meningkat dibanding bulan sebelumnya. Pada Februari, stok naik 4,2% menjadi 1.478.793 ton, sementara produksi naik 3,5% menjadi 1.094.473 ton. Hal ini dipicu meredanya cuaca buruk dan ekspor yang turun ke level terendah dalam tiga tahun. Adapun, produksi Malaysia mungkin pulih mulai Maret.

Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia menyebut, produksi CPO Malaysia bisa mencapai 17,6 juta ton di tahun ini, dibanding tahun sebelumnya sejumlah 17 juta ton.

Sementara, panen kedelai di Brazil diperkirakan akan mencapai 72,2 juta ton di tahun ini, lebih dari prediksi bulan lalu sebesar 70,3 juta ton.

Analis ECM Libra Sdn. Arhnue Tan mengatakan, berlanjutnya ekspektasi produksi minyak sawit bakal pulih bisa menekan harganya. "Ekspor tampak melemah sejauh ini," ujarnya.

Adapun, UOB-Kay Hian Holdings Ltd. melaporkan dalam risetnya, minyak sawit akan mengalami tren penurunan, ketika pasar mengekspektasi suplai lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×