kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspektasi pemangkasan suku bunga akan memicu penurunan yield SUN berkelanjutan


Kamis, 11 Juli 2019 / 21:04 WIB
Ekspektasi pemangkasan suku bunga akan memicu penurunan yield SUN berkelanjutan


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh Federal Reserve pada akhirnya akan berefek positif bagi pasar obligasi Indonesia.

Yield Surat Utang Negara (SUN) pun berpeluang melanjutkan tren penurunan secara berkelanjutan. Sebagai catatan, yield SUN seri acuan 10 tahun per hari ini (11/7) berada di level 7,19%.

Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja memproyeksikan, jika Federal Reserve jadi memangkas suku bunga acuan AS hingga 50 bps di sisa tahun ini, yield SUN seri acuan 10 tahun bisa turun maksimal hingga 6,75% pada akhir tahun nanti.

Ia mengaku, masih sangat sulit bagi yield SUN berada di bawah level 6,5% seperti yang terjadi di awal tahun 2018 lalu.

Ini mengingat kondisi fundamental ekonomi Indonesia sudah mengalami perbedaan yang cukup signifikan. “Defisit transaksi berjalan Indonesia harus ditekan kalau ingin yield SUN turun lebih dalam,” ujarnya, Kamis (11/7).

Kendati demikian, hal itu bukan sesuatu yang buruk bagi pasar obligasi Indonesia. Pasalnya, di saat yang sama yield US Treasury juga dipastikan bakal turun ketika The Fed memangkas suku bunga acuan.

Belum lagi, tingkat inflasi tahunan Indonesia juga masih stabil di kisaran 3,5%. “Real interest rate Indonesia masih sangat menarik,” ucap Enrico.

Berkat keunggulan tersebut, pasar obligasi Indonesia tetap berpotensi dibanjiri permintaan dari investor domestik maupun mancanegara.

Sementara itu, Head of Research & Consulting Infovesta Utama Edbert Suryajaya juga memandang, yield SUN 10 tahun Indonesia bakal tetap berada di area 7% sekalipun ekspektasi penurunan suku bunga acuan terus meningkat.

Sebab, potensi penurunan suku bunga acuan terjadi di saat kondisi perekonomian global sedang kurang stabil seiring perang dagang yang tak kunjung usai. "Artinya masih ada ancaman yang bisa mengganggu stabilitas pasar obligasi dalam negeri," tuturnya.

Walau begitu, Edbert sepakat, adanya ancaman yang bisa membatasi laju penurunan yield SUN tidak akan sampai mengurangi daya tarik pasar obligasi domestik. Apalagi, Indonesia telah mendapat kenaikan peringkat utang dari S&P Global Ratings sehingga kepercayaan dari para investor tetap terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×