Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Meski badai yang menerjang industri pelayaran belum benar-benar reda, PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk terus berekspansi. Selain menambah armada baru, emiten pelayaran dengan kode saham TMAS ini juga terus membuka rute baru.
Sepanjang tahun ini, Sekretaris Perusahaan TMAS Marthalia Vigita mengatakan, perusahaan yang berkibar dengan bendera Temas Line ini telah menambah 10 kapal baru. Dengan demikian, TMAS saat ini memiliki 30 armada dengan taotal kapasitas 24.345 TEUs.
Yang terbaru, TMAS pada awal bulan ini baru saja meneken perjanjian kerjasama untuk pembelian satu kapal kontainer bekas dari perusahaan di Jerman senilai US$ 6,7 juta. Kapal berkapasitas 2.702 unit ekuivalen dua puluh kaki (TEUs) itu ditargetkan beroperasi akhir tahun ini.
Hingga akhir tahun, TMAS masih akan menambah dua armada baru. Marthalia bilang, TMAS juga akan menambah satu hingga dua rute baru lagi di akhir tahun. Sehingga, jumlah rute baru yang dibuka pada 2016 sebanyak enam rute.
Tahun depan, Marthalia menyatakan, TMAS akan menambah 4 rute–6 rute baru. Dengan begitu, penambahan armada baru setidaknya sebanyak 4 kapal–6 kapal. Ekspansi armada dan rute ini sejalan dengan langkah perusahaan mengembangkan Rute Pendulum Service. “Kami fokus mengembangkan rute wilayah Indonesia Timur,” kata Marthalia.
Hingga September lalu, kinerja TMAS memang tidak memuaskan. Pendapatannya hanya tumbuh tipis sedang laba bersih justru turun. “Volume sebetulnya masih tumbuh tapi laba menurun karena biaya yang naik,” ucap Marthalia.
Sebagai salah satu pemimpin di industri pelayaran kontainer, Analis Bahana Securities Gregorius Gary, menilai, TMAS punya armada dengan usia paling muda. Sehingga, perusahaan yang berdiri 1987 silam ini bisa leluasa mendongkrak efisiensi dan laba operasional. Selain dari ekspansi rute baru, efisiensi TMAS akan makin meningkat kalau rute itu ditunjang infrastruktur pelabuhan yang tepat.
David Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengamini, prospek TMAS ke depan cukup oke. Ia memperkirakan, pendapatan TMAS tahun depan bisa tumbuh 5%–10% dengan laba bersih naik 5%–15%. Sedangkan Gary menghitung, pendapatan TMAS tahun depan Rp 1,9 triliun dan laba bersih Rp 298 miliar.
Kedua analis sepakat, valuasi harga saham TMAS terbilang murah. Gary merekomendasikan beli untuk saham TMAS dengan target harga Rp 3.000 per saham. David juga merekomendasikan beli dengan target harga sementara Rp 1.700 per saham. Selasa (29/11), harga saham TMAS ditutup sebesar Rp 1.430 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News