Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk sepanjang tahun 2022. Di mana, STAA mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk proyek ekspansi sebesar Rp 482 miliar.
Direktur Keuangan STA Resources Lim Chi Yin menjelaskan, perseroan mengalokasikan Rp 210 juta untuk biaya pemeliharaan. Selain itu, STAA juga memiliki rencana untuk membangun pabrik kelapa sawit (PKS).
Tahun ini, STAA akan membangun satu PKS dan diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 34 miliar. Lalu untuk proyek pembangunan pabrik penyulingan (refinery) disiapkan dana Rp 448 miliar.
Rencananya pembangunan refinery di Lubuk Gaung, Dumai, Riau. Diperkirakan akan selesai di akhir 2023 dan dapat beroperasi di Kuartal I-2024.
Baca Juga: Sumber Tani Agung Resources (STAA) Menyiapkan Sejumlah Rencana Ekspansi
"Kalau realisasi kuartal satu sudah terpakai Rp 43,5 miliar. Saat ini kebanyakan untuk memperbaiki jalan dan lainnya," kata Lim dalam acara JUCS Talk with STAA secara virtual, Kamis (30/6).
Untuk gambaran, emiten perkebunan ini kinerja cemerlang untuk kuartal I-2022 dengan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,63 triliun atau naik 44,3% secara year on year (yoy).
STAA mencatatkan EBITDA sebesar Rp 712 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Realisasi ini tumbuh 102,84% secara tahunan dari Rp 351 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Lim melaporkan STAA memiliki perkebunan dengan luas tanah 42,186 ha yang terdiri dari 38,008 kebun inti dan 4,178 kebun plasma. Adapun perseroan mematok target luasan lahan tertanam 60.000 ha sebelum 2025.
Dia bilang STAA menargetkan produksi dari segmen Tandan Buah Segar (TBS) di kebun inti dapat bertumbuh di sekitar 10% sampai 14% untuk tahun ini.
"CPO akan naik 14% karena di akhir 2021 pabrik ke sembilan kita di Kalimantan Barat sudah beroperasi jadi tidak ada masalah yakin bisa tercapai," imbuhnya.
Selain itu, STAA akan meningkatkan kapasitas produksi kernel crushing plant (KCP) dari 300 ton per hari menjadi 600 ton per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News