Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) serius ingin mencancapkan kukunya di luar negeri. Untuk itu, emiten pelat merah ini pun menganggarkan US$ 50 juta tiap tahunnya. Jika melihat nilai tukar tukar rupiah terhadap dollar di posisi Rp 11.700, maka anggaran investasi luar negeri SMGR adalah Rp 585 miliar.
Direktur Utama SMGR Dwi Sutjipto mengatakan, SMGR umumnya mengalokasikan 15% dari belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk ekspansi luar negerinya. Jika menggunakan perhitungan capex tahun ini sebesar Rp 4 triliun, maka anggaran ekspansi luar negeri tersebut yakni Rp 600 miliar.
"Tidak selalu fix senilai itu. Tentu saja kita akan memperhitungkan potensi dan risiko dan sebagainya," ucap Dwi, Selasa, (26/8).
Dalam waktu dekat ini, SMGR tengah menyasar perkembangan bisnis di 3 negara yakni Vietnam, Myanmar, dan Bangladesh. Untuk Vietnam, SMGR akan memperbesar kapasitas produksi dari 1,5 juta ton menjadi 2,5 jut ton per tahun. Pasalnya, SMGR akan membuat Vietnam sebagai hub Asia Timur.
Sedangkan untuk Myanmar, SMGR telah menemukan rekan untuk ekspansinya di sana. Dwi menyebut bahwa pihaknya tinggal melakukan valuasi nilai dan porsi kepemilikan. Ia menargetkan proses tersebut bisa rampung sebelum akhir tahun. Lalu terakhir, SMGR juga menyasar Bangladesh untuk pasar Asia Selatan.
Dari keseluruhan rencana ekspansi luar negerinya, SMGR baru mengucurkan dana untuk Vietnam. Dwi bilang, pihaknya baru menginvestasikan sekitar US$ 150 juta untuk membeli Thang Long. Di situ, penyerapannya digunakan masing-masing US$ 50 juta di 2012 dan 2013.
Ke depannya, Dwi menyebut bahwa pihaknya tengah menggodok potensi pengembangan non-semen. "SMGR akan mengembangkan sentral bisnis internasional dalam sebuah wadah. Tak hanya menggarap semen, tapi yang berhubungan dengan semen. Seperti ready mix, precast, dan trading," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News