Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) ingin melebarkan sayap bisnisnya ke luar negeri. Namun, rencana tersebut ternyata tak berjalan mulus.
Telah lama SMGR melakukan penjajakan untuk mencaplok perusahaan semen asal Myanmar. Tadinya, proses itu ditargetkan rampung di semester kedua 2015. Namun hingga kini, belum ada titik terang dari aksi tersebut.
"Untuk Myanmar masih belum. Karena ternyata banyak hal yang masih harus dimitigasi," sebut Direktur Keuangan SMGR Ahyanizzaman, kepada KONTAN, Senin, (8/12).
Di sana, SMGR hanya akan memegang porsi kepemilikan minoritas sekitar 20% sama 49%. Namun, emiten dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia ini kukuh tetap bisa memegang operasional karena merasa memiliki kompetensi sebagai produsen semen.
Ahyanizzaman pun pernah menyatakan niatnya mengincar pelepasan aset Holcim Lafarge dampak merger perusahaan asal Swiss Holcim Ltd dan perusahaan asal Prancis Lafarge SA. Di Asia Tenggara, perusahaan semen terbesar di dunia itu akan mendivestasi aset di Filipina. Namun Ahyanizzaman bilang, pihaknya masih akan mempelajari pelepasan aset Holcim Lafarge di Filipina.
Saat ini, Ahyanizzaman mengungkapkan bahwa SMGR tengah melakukan due diligence untuk ekspansi luar negerinya. Namun ia masih enggan menjelaskan lebih lanjut tentang niatan tersebut.
Sekedar informasi, SMGR telah menjejakkan kakinya pada bisnis semen di Vietnam dengan mengakuisisi Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC) di 2012 lalu. Setiap tahunnya, SMGR menganggarkan US$ 50 juta untuk ekspansi luar negeri. Angka tersebut memiliki porsi sekitar 10% dari belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News