Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Tahun kuda agaknya menjadi momok bagi bisnis properti. Tak terkecuali bagi PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Pra penjualan atau marketing sales perusahaan ini berpeluang melambat tahun ini. Kondisi ini selaras dengan perlambatan bisnis properti secara umum.
Sebagai perbandingan, tahun 2013 ASRI memangkas target pra penjualan menjadi Rp 4,8 triliun dari Rp 5,6 triliun. Tahun ini, ASRI menargetkan pra penjualan tumbuh 4,17% menjadi Rp 5 triliun.
Sejumlah analis menilai, penyesuaian target oleh ASRI adalah hal yang wajar dikarenakan penurunan prospek sektor properti. Perlambatan sektor ini terjadi setelah aturan kredit pembelian rumah kian diperketat. Hantaman kian terasa lantaran bunga kredit properti meningkat serta pelemahan nilai tukar. Belum lagi di tahun penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu), sehingga calon pembeli properti cenderung lebih hati-hati.
Fadhil Herdyansyah, analis Paramitra Alfa Sekuritas menilai, ASRI memang terpukul efek kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate yang berpotensi naik 50 basis poin lagi di tahun 2014 ini. Maklum, bisnis ASRI berfokus di properti residensial yang banyak ditopang oleh kredit pemilikan rumah (KPR). BI rate naik, bunga KPR berpeluang naik.
Asal tahu saja, selain menurunkan target penjualan, ASRI juga memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex). Tahun ini, ASRI menyiapkan capex Rp 1,2 triliun hingga 1,5 triliun. Tahun lalu, ASRI menganggarkan belanja modal Rp 3 triliun.
Di sisi lain, Analis Danareksa Sekuritas, Anindya Saraswati, menilai, proyek perkantoran ASRI di central business district (CBD) Jl Gatot Soebroto, Jakarta tertunda sehingga penjualannya pun tak maksimal. "Proyek itu akan diluncurkan di semester pertama tahun ini," ujarnya.
Anindya menilai, penurunan capex menyebabkan ASRI mengerem pengembangan properti di semester 2014. Usai pemilu, emiten ini mungkin akan menggenjot lagi.
Meski pertumbuhan penjualan melambat, aksi akuisisi lahan bisa memberikan katalis positif bagi emiten ini. Terbaru, ASRI akan membeli lahan dari PT Kukuh Manunggal Propertindo seluas 166.555 meter persegi di Cikokol, Tangerang senilai Rp 707 miliar.
Asal tahu saja, Kukuh Manunggal masih terafiliasi dengan ASRI. Namun, Fordyanto Widjaja, analis Credit Suisse Securities Indonesia, menilai, ASRI membeli tanah itu dengan harga wajar. Fadhil menambahkan, aksi ini akan berdampak positif bagi kinerja ASRI di masa depan.
Anindya memprediksi marketing sales ASRI tahun ini Rp 4,56 triliun. Anindya memprediksi pendapatan ASRI di 2013 naik 41,22% menjadi Rp 3,46 triliun. Tahun ini, pendapatan ASRI berpeluang tumbuh menjadi Rp 4,01 triliun.
Anindya menghitung laba bersih ASRI 2014 diprediksi senilai Rp 1,66 triliun dari proyeksi tahun 2013 yang sebesar Rp 1,29 triliun. Tahun 2013 sendiri, laba bersih diproyeksikan naik 5,74%. Dia menyarankan buy saham ASRI dengan target Rp 770.
Fordyanto merekomendasikan outperform saham ASRI dengan target Rp 1.370. Sedangkan analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Steven Gunawan menyarankan buy dengan target Rp 700. Senin (30/12), saham ASRI anteng di level Rp 430 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News