kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi tumbuh 7,07% di kuartal II, begini dampaknya ke IHSG di kuartal III


Senin, 09 Agustus 2021 / 06:35 WIB
Ekonomi tumbuh 7,07% di kuartal II, begini dampaknya ke IHSG di kuartal III
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat di kuartal ketiga ini.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2021 tumbuh 7,07%. Dengan perbaikan produk domestik bruto ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat di kuartal ketiga ini.

Head of Investment PT Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe menilai, pertumbuhan ekonomi yang sesuai ekspektasi memberikan dampak positif kepada IHSG. "Kuartal ketiga, IHSG bisa ke 6.450 karena sampai akhir tahun proyeksinya masih di 6.800," ujar  Kiswoyo kepada Kontan.co.id, Minggu (8/8).

Dia menilai pertumbuhan ekonomi tersebut juga akan mendorong beberapa saham dengan kapitalisasi besar (big caps). Antara lain, BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI yang memiliki bobot yang besar ke IHSG.

Senada, Analis Erdhika Elit Sekurtitas, Ivan Kasulthan juga menilai euforia pertumbuhan ekonomi tersebut diproyeksikan akan memberikan efek positif. "IHSG diproyeksikan akan berpotensi rally menguat ke level 6.500," ujar Ivan.

Baca Juga: IHSG diprediksi melanjutkan pelemahan pada Senin (9/8)

Ivan menambahkan, kebijakan PPKM yang sudah diberlakukan oleh pemerintah berdampak positif terhadap pengurangan kasus baru covid-19 sehingga akan berdampak terhadap laju perekonomian Indonesia. Selain itu, vaksinasi yang dilakukan saat ini juga sudah berjalan cukup cepat sehingga diharapkan berdampak positif terkait menurunnya penambahan kasus baru covid-19.

Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup signifikan ini, Ivan menilai juga bisa berpotensi adanya capital inflow dari asing. Ditambah lagi The Fed yang saat ini masih belum melakukan tapering sehingga masih akan berdampak positif bagi emerging markets, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Diprediksi melanjutkan pelemahan, simak pergerakan harga JPFA, PWON, dan PTPP

Sejak awal tahun hingga kini tercatat net foreign buy Rp 15,57 triliun di pasar saham. "Sehingga diperkirakan masih akan bertumbuh seiring dengan adanya ekspektasi ekonomi Indonesia yang juga sudah mulai pulih," kata Ivan.

Ivan juga memperkirakan saham big caps akan kembali rally menguat pada akhir tahun ini. Adapun saat ini, dia bilang saham-saham big caps sudah terdiskon lumayan signifikan dari awal tahun 2021.

Pihaknya juga tengah masih menantikan euforia pertumbuhan ekonomi ini bisa berlanjut atau tidak dan apakah akan dapat berdampak juga ketika window dressing. Menurutnya, apabila euforia terus berlanjut, maka saham-saham big caps berpotensi rally cukup kencang ketika window dressing hingga awal tahun depan nanti.

Ivan menilai beberapa saham big caps yang berpeluang melesat yaitu BBRI, BBCA, TLKM, ASII, ICBP. "Rekomendasi untuk saat ini bisa spekulasi buy, atau bisa dibeli secara bertahap," ujar dia.

Baca Juga: Rupiah diproyeksikan melemah terbatas setelah data tenaga kerja AS membaik

Sementara, Kiswoyo menilai valuasi BBCA dan BBRI sedang murah. Kendati begitu, kedua analis sepakat masih tetap ada kekhawatiran ketika ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ternyata laju perputaran roda perekonomian masih sedikit terhambat akibat berkurangnya mobilitas masyarakat untuk melakukan kegiatan di luar. Hal itu tercermin dari data PMI Manufaktur bulan Juli yang saat ini terkontraksi ke 40,1 akibat adanya kebijakan PPKM ini.

PPKM sendiri saat ini masih diperpanjang hingga Senin (9/8). Kiswoyo menilai jika diperpanjang terus-menerus maka pertumbuhan ekonomi bisa merosot di bawah 1%. "Karena ekonomi Indonesia didorong oleh konsumsi domestik dan dengan pembatasan jam operasional pusat belanja juga pelarangan untuk makan di tempat akan menekan tingkat konsumsi," ujar dia.

Baca Juga: BEI sesuaikan syarat masuk indeks, begini kata analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×