Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing masih mengalir deras ke pasar saham tanah air. Dalam sepekan, investor asing melakukan net buy senilai Rp 4,71 triliun di pasar reguler. Sementara sejak awal tahun alias year-to-date (ytd), jumlah dana asing yang masuk mencapai Rp 54,52 triliun.
Deputy Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy melihat, faktor terbesar dari derasnya net foreign income ke pasar saham dikarenakan outlook ekonomi Indonesia yang baik. Hal ini tercermin dari ekonomi Indonesia yang berhasil mencatatkan pertumbuhan 5,44% secara year-on-year (yoy) sepanjang kuartal II-2022.
Selain itu, kinerja emiten, terutama big caps di kuartal II-2022 juga rata-rata menunjukkan hasil yang sangat baik.
Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah 0,23% ke 7.086 Pada Rabu (10/8), Sektor Transportasi Melorot
Ini bermuara pada saham-saham keping biru alias bluechips yang menjadi sasaran beli investor asing. Dalam sepekan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling banyak dibeli asing, yakni mencapai Rp 1,8 triliun.
Disusul, saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan net foreign buy sebesar Rp 1,5 triliun. Saham-saham big caps lain yang menjadi sasaran asing yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
“Kami meyakini dengan outlook ekonomi kita yang kuat, masih akan terus terjadi aliran masuk dana asing tersebut,” terang Jimmy kepada Kontan.co.id, Rabu (10/8).
Dus, Jimmy menaksir, sampai akhir tahun ini dana asing masih berpotensi terus masuk. Terlebih biasanya menjelang akhir tahun akan ada fenomena window dressing
Menurut Jimmy, beberapa emiten seperti perusahaan yang berada di sektor consumer goods menarik untuk dilirik, khususnya emiten consumer staples seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News