Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Artha Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir tahun ini akan menguat ke level 6.500. Artinya, IHSG naik 4,93% dari posisi penutupan IHSG akhir tahun 2018 yang sbeesar 6.194,49.
Vice Presiden Research Artha Sekuritas Indonesia Frederik Rasali mengatakan, penguatan IHSG tersebut didukung oleh aktivitas window dressing pada akhir tahun. Namun, Frederik tidak menutup kemungkinan perlambatan ekonomi global yang berdampak ke Indonesia dan menekan indeks.
Untuk itu, Frederik menyarankan investor untuk memilih saham dengan kapitalisasi besar yang memiliki eksposur utang luar negeri dan debt to equity ratio (DER) yang relatif rendah. "Bila masih ada perlambatan ekonomi global yang berdampak ke Indonesia maka arus kas masih dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan," jelas Frederik saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/11).
Baca Juga: Akhir tahun IHSG cenderung konsevatif, OSO Sekuritas sarankan koleksi saham ini
Frederik menyarankan saham TLKM, BBNI, BBRI, BBCA, ANTM dan ICBP. Alasannya saham-saham tersebut masih memiliki eksposur pada pasar dalam negeri, sehingga bila terjadi penurunan namun performa fundamental masih baik maka saham tersebut akan menjadi undervalued.
Dia mencontohkan saham ANTM diprediksi akan meraup margin yang lebih tinggi pasalnya saat ekonomi global tidak baik maka harga emas akan meningkat sebagai sarana lindung nilai (hedging). Di sisi lain, ANTM juga mendapat keuntungan dari industri nikel yang membatasi ekspor yang bukan berupa bijih nikel. Artinya dengan memiliki smelter, ANTM dapat meraup kesempatan ekspor nikel.
Baca Juga: Ekonomi global tak menentu, ini rekomendasi pilihan saham Pilarmas Investindo
Sedangkan saham yang perlu dihindari adalah saham dengan kapitalisasi pasar kecil dan menengah. Terutama yang tidak memiliki fundamental kuat dan eksposur utang cukup tinggi. "karena artinya dalam kondisi yang penuh ketidakpastian dan ekonomi yang lambat maka tinggi kemungkinan perusahaan mengalami wanprestasi," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News