kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi Eropa diprediksi tumbuh melambat, tren EUR/USD masih bearish


Minggu, 27 Mei 2018 / 16:32 WIB
Ekonomi Eropa diprediksi tumbuh melambat, tren EUR/USD masih bearish
ILUSTRASI. Uang euro Uni Eropa


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keperkasaan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) di hadapan euro belum juga pudar. Meski kerap mencatat rebound tipis saat koreksi dollar AS terjadi, fundamental mata uang Benua Biru ini masih sulit untuk menopang harga naik lebih tinggi.

Mengutip Bloomberg, Jumat (25/5), pasangan mata uang EUR/USD ditutup melemah 0,59% ke level 1,1651. Pekan lalu, euro mencatat pelemahan sebesar 1,19% terhadap mata uang greenback.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmy, menjelaskan, euro memang telah mengalami penurunan tajam dan belum memiliki alasan kuat untuk bangkit di hadapan dollar AS.

"Pidato Draghi yang terakhir menyatakan perekonomian Zona Euro tetap akan tumbuh, tapi dikhawatirkan melambat karena ketidakpastian global saat ini," ujar Nizar, Jumat (25/5).

Perubahan arah kebijakan juga belum tampak dari Bank Sentral Eropa (ECB), meski pembelian aset masih akan diberhentikan pada September sesuai rencana. "Pelaku pasar sudah tidak berharap akan ada pengetatan moneter ECB dalam waktu dekat," kata Nizar.

Di sisi lain, menurut Nizar, dollar sendiri sempat terkoreksi lantaran ketegangan yang sempat kembali muncul dengan Korea Utara pasca pembatalan pertemuan. Juga dengan China, setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan tidak puas dengan kemajuan perbincangan dagang kedua negara.

Adapun, pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell akhir pekan lalu tidak menyinggung soal kenaikan suku bunga sama sekali. Sementara, pelaku pasar berpegang pada rilis notulensi FOMC yang mengindikasikan suku bunga akan dinaikkan secara gradual.

"The Fed tampaknya belum akan bersikap agresif dan membiarkan untuk sementara inflasi melewati target," ujar Nizar.

Namun, Nizar meyakini, dollar masih akan mengungguli euro. Apalagi, data ekonomi reguler AS yang terakhir yaitu core durable goods orders bulan April dirilis lebih baik dari ekspektasi yaitu 0,9%. Sebaliknya, outlook euro, menurut Nizar, masih bearish dan akan sulit menyentuh level 1,1200.

Hal ini dikonfirmasi oleh analisis teknikal, di mana harga pasangan EUR/USD masih berada di bawah garis moving average (MA) 10 dan MA 25. Begitu pun posisi garis MA 10 masih jauh di bawah MA 25 yang mengindikasikan kondisi bearish.

"Harga juga masih di bawah MA 200 yang mana levelnya persis di 1,1200, yang merupakan level psikologis EUR/USD," papar Nizar.

Indikator MACD juga masih berada di zona negatif, sementara RSI dan Stochastic masing-masing berada di level 27 dan di bawah 20. Kondisi ini menggambarkan EUR/USD yang sudah oversold sehingga dalam jangka pendek tak tertutup kemungkinan terjadi rebound tipis.

Untuk itu, Senin (28/5), Nizar merekomendasikan buy on support untuk EUR/USD. Ia memprediksi harga bergerak dalam rentang support 1,1680 - 1,1660 - 1,1640 dan resistance 1,1770 - 1,1790 - 1,1810.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×