Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Depresiasi rupiah yang terjadi semenjak akhir tahun lalu membuat PT Dyandra Internasional Tbk (DYAN) masih ragu dengan kondisi ekonomi tahun ini. Perseroan masih belum yakin akan memperoleh pendapatan yang sama tinggi dengan tahun lalu.
Tahun 2013 lalu, DYAN menargetkan pertumbuhan pendapatan mencapai 70% dibandingkan tahun 2012 yang sebesar Rp 624,19 miliar. "Mudah-mudahan tahun ini masih bisa double digit, kalau bisa sama dengan tahun lalu saja, sudah bagus," kata Danny Budiharto, Direktur Operasional DYAN ke KONTAN, Selasa (7/1).
Melambatnya pertumbuhan DYAN tak terlepas dari tertundanya beberapa proyek besar. Misalnya saja, hotel Santika Pratama di Bali dan Hotel Amaris di Benoa Bali. Selain pembangunan hotel, Dyandra juga menunda proyek pembangunan Makassar International Expo. Hal tersebut karena adanya kenaikan suku bunga belakangan ini.
Penundaan proyek itu membuat DYAN hanya menganggarkan belanja modal sebesar Rp 500 miliar di tahun ini. Belanja modal itu hanya separuh dari estimasi belanja modal tahun lalu yang sekitar Rp 1 triliun.
Danny bilang, proyek Hotel Santika yang awalnya akan dibangun di Kendari akan digantikan dengan proyek pembangunan Hotel Santika di Karawang. Pada saat ini DYAN sedang dalam proses negosiasi pembelian tanah di Kerawang.
Meski begitu, DYAN masih membuka kemungkinan untuk melanjutkan proyek-proyek tersebut di tahun ini apabila rupiah mulai membaik dan suku bunga bisa melandai. Soalnya, naiknya suku bunga ini membuat ongkos pembangunan membengkak.
"Kami tunggu dua sampai tiga bulan ke depan, mudah-mudahan kondisi membaik sehingga proyek itu bisa berlanjut," kata dia.
Setidaknya, DYAN masih akan menggarap empat pembangunan hotel di tahun ini, diantaranya, dua hotel di Nusa Dua, Bali, satu hotel Santika, dan satu Hotel Amaris di Jakarta.
Di segmen pusat konvensi, DYAN baru saja merampungkan Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) tahap II seluas 25.000 meter persegi (m2), menjadikan luas pusat konvensi secara keseluruhan 50.000 m2.
Pusat konvensi lain yang sedang dibangun oleh DYAN, yaitu Indonesia International Exhibition & Convention Center (IIECC) di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang yang diharapkan selesai bulan Juli 2014. Dengan luas tidak kurang dari 240.000 m2, IIECC akan menjadi pusat konvensi terbesar di Indonesia setelah beroperasi.
Pembangunan IIECC menelan investasi senilai Rp 2,1 triliun. Namun, DYAN hanya mengempit minoritas saham dalam IIECC. Sedangkan saham mayoritas dikuasai oleh Sinar Mas Land dan Kompas Gramedia Group.
Sementara itu melalui segmen hotel, sejauh ini DYAN sudah memiliki tujuh hotel yang terdiri dari enam hotel bujet Amaris dan satu hotel bintang empat Santika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News