kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom: Suku bunga acuan BI berpotensi naik lagi karena pelemahan rupiah


Senin, 13 Agustus 2018 / 18:08 WIB
Ekonom: Suku bunga acuan BI berpotensi naik lagi karena pelemahan rupiah
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi rupiah yang merosot hingga level Rp 14.600 pada hari ini (13/8) dinilai ekonom akan membuka peluang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuannya pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 14—15 Agustus nanti.

Sebagai catatan, kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,9% ke level Rp 14.608 per dollar AS pada perdagangan hari ini. Adapun kurs tengah rupiah di Bank Indonesia merosot 1,01% ke level Rp 14.583 per dollar AS.

Ekonom Bank Central Asia, David Sumual berujar, bisa saja suku bunga acuan BI kembali naik 25 bps saat RDG yang dimulai besok. Sebab, rupiah kembali terkoreksi cukup dalam akibat efek pelemahan lira Turki. Lalu, di saat yang sama defisit transaksi berjalan Indonesia di kuartal II mencapai 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). “BI mungkin juga akan mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan AS yang terjadi bulan depan,” imbuhnya.

Kendati demikian, ia menilai secara umum fundamental ekonomi Indonesia masih tergolong solid, sehingga koreksi yang dialami rupiah tidak akan separah negara emerging market lainnya.

Sekalipun defisit transaksi berjalan Indonesia kembali melebar, tingkat inflasi Indonesia masih terjaga di level 3,18%. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang naik menjadi 5,27% di kuartal II tahun ini.

David juga berpendapat, krisis keuangan Turki yang berdampak pada rupiah dalam beberapa hari terakhir tidak akan berlanjut secara jangka panjang. “Investor dilanda shock terapy sehingga rupiah melemah, tapi kejadian ini kemungkinan hanya berlangsung sesaat,” ujarnya.

Menurutnya, para pelaku pasar pada dasarnya masih berfokus pada isu seputar kenaikan suku bunga acuan AS dan perang dagang antara AS dan China.

Ia pun memprediksi, jika Indonesia bisa mempertahankan fundamental ekonominya seperti saat ini, rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp 14.100—Rp 14.200 per dollar AS pada akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×