Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah terus berada dalam tren negatif dalam beberapa hari terakhir. Tercatat, penguatan rupiah terakhir terjadi pada 5 Agustus pada level Rp 14.550 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, selepas itu, rupiah terus melemah dan hari ini, Selasa (18/8) sudah berada di level Rp 14.845 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan pelemahan rupiah tidak akan terus terjadi dan tidak akan seperti periode April silam yang sempat menembus Rp 16.000 per dolar AS.
Menurut Ahmad, saat ini fundamental rupiah sebenarnya dalam kondisi yang bagus. Mulai dari neraca perdagangan yang surplus US$ 3 miliar hingga Current Account Deficit (CAD) berada di bawah 2% dari PDB.
Baca Juga: Investor antisipasi hasil RDG BI, rupiah melemah
“Jadi pelemahan rupiah bukan karena faktor fundamental, melainkan memang by design oleh Bank Indonesia (BI). Dengan BI yang berpotensi pangkas suku bunga dan menjaga tetap rendah, yield SUN akan turun dan membuat investor asing akan semakin sedikit dan terbatas yang masuk ke pasar obligasi Indonesia,” jelas Ahmad kepada Kontan.co.id, Selasa (18/8).
Ahmad menilai rupiah masih akan ada kecenderungan melemah ke depan seiring defisit anggaran pemerintah yang juga melebar hingga 6,3%. Namun, pelemahan ini dinilai wajar oleh Ahmad.
Menurutnya, saat ini BI tengah mementingkan pertumbuhan ekonomi ketimbang stabilitas nilai tukar rupiah.
Lebih lanjut, Ahmad menyebut saat ini level keseimbangan rupiah berada di level Rp 15.500 per dolar AS. Sehingga pelemahan menuju level tersebut masih akan wajar dan justru bisa mendorong ekspor Indonesia menjadi lebih baik.
“Dengan ekspor yang lebih baik dan terus naik, kan investasi yang masuk juga akan bisa naik, dus pertumbuhan ekonomi bisa jadi kembali positif. Jadi pelemahan ini wajar adanya, karena secara fundamental memang baik dan lebih karena by design saja,” lanjut Ahmad.
Pelemahan rupiah belakangan ini menurut Ahmad juga menunjukkan kinerja rupiah dibanding mata uang emerging market lainnya yang lebih lemah.
Hal ini tidak terlepas dari beberapa mata uang Asia lain seperti ringgit Malaysia dan baht Thailand yang disebut relatif stabil. Hanya saja dengan kondisi saat ini, pelemahan tersebut dinilai Ahmad masih dalam taraf wajar.
Baca Juga: Rupiah ditutup melemah 0,34% ke Rp 14.845 per dolar AS pada Selasa (18/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News