kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,49   -13,02   -1.39%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Pergerakan rupiah sudah sesuai dengan valuasinya


Selasa, 02 Februari 2021 / 20:54 WIB
Ekonom: Pergerakan rupiah sudah sesuai dengan valuasinya
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah secara valuasi ada di kisaran Rp 14.000-Rp 14.500 per dolar AS


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir bergerak secara terbatas di sekitar Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Kondisi tersebut disebut dinilai cukup baik karena sudah sesuai dengan valuasinya.

Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah sebenarnya lebih krusial ketimbang penguatan yang terlalu tajam yang terjadi secara mendadak.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, sejauh ini rupiah sudah berada di level idealnya. Menurut dia, secara valuasi, rupiah saat ini memang berada di kisaran Rp 14.000 - Rp 14.500 per dolar AS. 

Oleh karena itu, ia memperkirakan rupiah masih akan bergerak pada rentang tersebut ke depannya. 

“Jika bicara sentimen, sebenarnya rupiah itu berpotensi untuk terus mengalami penguatan. Dari sisi global, data PMI Jerman menunjukkan hasil positif, likuiditas juga masih akan melimpah seiring stimulus masih akan terus dipompa,” kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (2/2).

Baca Juga: 2021 Menjadi tahun yang prospektif bagi nilai tukar rupiah

Hanya saja, Fikri melihat memang ada upaya dari Bank Indonesia untuk menjaga rupiah bergerak stabil. Ia menilai, jika rupiah menguat signifikan, maka ekspor Indonesia tentu terancam dan justru akan merugikan ekonomi.

Sementara terkait sentimen dari dalam negeri, Fikri bilang, dengan inflasi yang masih rendah, mengindikasikan daya beli masyarakat Indonesia di awal tahun naik tipis. Hanya saja, angka positif kasus Covid-19 yang tinggi dan ada PPKM menjadi pemberat kinerja mata uang Garuda.

Fikri mengapresiasi langkah-langkah pemerintah dalam memberikan insentif perpajakan dan kebijakan SWF. Menurutnya, hal ini bisa mendorong dana asing masuk ke pasar Indonesia dan menambah likuiditas. Apalagi, dana yang masuk bukan berupa hot money, sehingga ini akan membuat pasar keuangan semakin prospektif.

“Dengan likuiditas yang bertambah, tentu lebih mudah untuk menjaga rupiah tetap stabil ke depannya,” pungkas Fikri.

Sepanjang tahun ini, Fikri memperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.000 - Rp 14.500 per dolar AS.

Selanjutnya: India kenakan tambahan pajak impor CPO, begini prospeknya menurut analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×