kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efisiensi, laba bersih ADRO masih tumbuh 2,4%


Selasa, 30 Agustus 2016 / 20:37 WIB
Efisiensi, laba bersih ADRO masih tumbuh 2,4%


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Emiten tambang, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masih mampu mencetak pertumbuhan laba bersih di semester I 2016 meskipun penjualan perseroan tercatat melorot. Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi efisiensi yang dilakukan perseroan sehingga bebannya mengempis.

Paruh pertama tahun ini, ADRO mengantongi laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk tercatat sebesar US$ 122,11 juta, naik 2,4% dari US$ 119,15 juta pada periode yang sama tahun 2015. Sedangkan pendapatannya turun 16% dari US$ 1,398 miliar menjadi US$ 1,175 miliar.

Beban ADRO memang mengalami penurunan mulai dari beban pokok penjualan, beban usaha dan beban keuangan yang mengalami penurunan masing-masing 21% menjadi US$ 873,1 juta, 3,2% menjadi US$ 73,03 juta dan 13,7% menjadi US$ 29,05 juta.

Garibaldi Thohir, Presiden Direktur ADRO dalam keterangan resminya, Selasa (29/8) mengatakan, penurunan beban pokok pendapatan yang cukup besar sejalan dengan strategi efisiensi yang terus dilaksanakan perseroan dalam lingkup operasi.

"Adaro juga telah melakukan lindung nilai terhadap sekitar 30% kebutuhan bahan bakarnya untuk sisa tahun ini pada harga yang lebih rendah daripada harga yang dianggarkan untuk tahun 2016. Selain itu, penurunan ini juga didukung penurunan nisbah kupas dan produktivitas operasional yang baik." kata Garibaldi.

Sedangkan pendapatan ADRO mengalami penurunan di semester I lantaran harga jual rata-rata batubara perseroan 17% lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan volume penjualan tercatat stabil 27,1 juta ton (Mt).

Adapun produksi perseroan sepanjang paruh pertama mencapai 25,9 Mt. Ini merupakan posisi yang baik untuk mencapai rentang bawah panduan produksi yang ditetapkan sebesar 52Mt- 54 Mt untuk tahun ini.

Pendapatan perseroan terdiri dari penjualan batubara yang mengalami penurunan 16% dari SU$ 1,298 miliar menjadi US$ 1,095 miliar. Ini terdiri dari penjualan ekspor US$ 833,7 juta dan domestik US$ 261,74 juta. Lalu pendapatan jasa penambangan turun 26% yoy menjadi US$ 48,5 juta dan pendapatan lain-lain turun 9% yoy menjadi US$ 31,77 juta.

Garibaldi meyakini penurunan pasar batubara saat ini hanya bersifat siklikal dan dalam jangka panjang komoditas ini diperkirakan masih akan tetap tumbuh.

"Kami optimis terhadap prospek di Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya karena akan terus bergantung pada batubara untuk menjadi bahan bakar yang memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat." kata Garibaldi,




TERBARU

[X]
×