Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) cukup optimistis dalam menyambut tahun 2018. Perusahaan penerbangan pelat merah ini menargetkan sudah bisa mencatatakan kinerja positif tahun ini sejalan dengan strategi-strategi yang dilakukan.
Tahun ini, Garuda Indonesia menargetkan bisa mengantongi laba bersih sebesar US$ 8,7 juta. Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Helmi Satriyono mengatakan, kinerja GIAA di bawah pimpinan yang baru terus mengalami perbaikan sejalan dengan program-program yang sudah jalan.
Pada kuartal II 2017 Garuda bisa menekan biaya walaupun masih rugi. Lalu kuartal III Garuda membukukan keuntungan US$ 61 juta. Sementara kuartal IV masih belum bisa dipaparkan. "Kemungkinan masih akan rugi tetapi penurunan rugi sudah sangat besar, " kata Helmi, Selasa (23/1).
Untuk program jangka panjang, GIAA berhasil melakukan negosiasi dengan pihak leasor untuk mengundur pengadaan armada dua sampai tiga tahun ke depan. Ini dilakukan untuk menekan biaya yang dikeluarkan karena 92% pesawat Garuda Indonesia merupakam sewa.
Lewat program-program tersebut, GIAA berhasil melakukan efisiensi sebesar US$ 113 juta. Tahun ini, Garuda akan melanjutkan langkah-langkah tersebut dan menargetkan bisa melakukan efisiensi di bawah US$ 100 juta.
Tahun ini, GIAA menargetkan jumlah penumpang 26,5 juta atau naik 2,5 juta dari pencapaian tahun 2017. Garuda Indonesia menargetkan pendapatan secara konsolidasi sebesar US$ 4,9 miliar tahun ini. Kontribusi pendapatan paling besar masih dari penumpang. Jika tahun lalu kontribusi penumpang mencapai US$ 2,6 juta maka tahun ini ditargetkan mencapai US$ 3,2 juta.
Sementara sisanya akan disumbang dari bisnis lain seperti kargo, ground handling, penerbangan carter, dan pendapatan lain-lain. "Kerja sama dengan perusahaan kargo tahun ini pendapatannya ditargetkan naik 15% tahun ini. Sementara pendapatan penerbangan carter kami targerkan US$ 60 juta tahun ini dari US$ 44 juta dan pendapatan auxiliary naik dari US$ 37 juta menjadi US$ 60 juta." kata Helmi.
Helmi menambahkan, pihaknya akan terus melanjutkan program-program perbaikan untuk mencapai misi agar nilai perusahaan bisa mencapai US$ 3,5 miliar pada 2020 dan bisa mencapai target net profit US$ 170 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News