Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia telah menembus level di bawah US$ 40 per barel. Pelemahan harga minyak ini diprediksi masih akan berlanjut seiring dengan pelemahan permintaan.
Apalagi International Energy Agency (IEA) dan OPEC memangkas proyeksi permintaan minyak di tahun ini. IEA memperkirakan permintaan minyak turun 8,1 juta per barel per hari (bph) secara tahunan di tahun 2020.
Sedangkan OPEC memprediksi permintaan minyak pada 2020 turun 9,1 juta bph. Terbaru, Arab Saudi juga memangkas harga minyak untuk menjaga pasokan wilayah Asia dalam lima bulan ke depan. "Akan masih volatile dan tren harga yang rendah berpotensi masih berlanjut," jelas Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr, Rabu (9/9).
Baca Juga: Merosot 1,81%, IHSG masih berpotensi koreksi pada Kamis (10/9)
Dengan tren melemahnya harga minyak tersebut, lanjut Zamzami, emiten yang memakai minyak sebagai bahan baku mentah dan sumber energi bakal diuntungkan dari segi biaya. Seperti sektor petrokimia, manufaktur, pelayaran dan transportasi.
"Namun besaran impact tergantung masing-masing emiten, karena walaupun secara cost berimbas positif, penurunan pendapatan juga tidak terelakkan pada beberapa emiten akibat pandemi Covid-19," kata dia.
Baca Juga: Analis menyarankan pilih saham barang konsumsi di tengah pelemahan harga minyak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News