Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 tersisa 56 hari lagi kita memasuki tahun baru 2022. Jika pada tahun ini, bursa saham banyak digerakkan oleh saham-saham yang berbasis teknologi dan bank digital. Tahun depan sepertinya akan sedikit terjadi perubahan.
Sebab dalam sebulan terakhir saja saham bluechips yang sebelumnya sempat loyo mulai kembali bangkit. Mirae Aset Sekuritas menjelaskan, tahun depan prospek saham akan jauh lebih baik. "Pemulihan ekonomi karena vaksinasi berjalan dengan dan akan berdampak baik bagi ekonomi tahun 2022," jelas Head of Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Roger M.M. Namun dia menilai, kenaikan harga saham bluechips tidak akan setinggi sebelumnya karena kinerja yang dibukukan tidak terlampau tinggi.
Tahun depan, tren kenaikan harga komoditas dinilai masih akan menjadi faktor pendorong harga saham. Menurut Investment Information Team Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina, CPO misalnya masih berpotensi naik hingga tahun depan karena permintaan yang tinggi minimal sampai Januari. Komoditas energi yang lain juga naik karena suplai yang terbatas. Meski pemerintah China mencoba menekan dengan kebijakan menjaga harga nyatanya tidak bisa menahan kenaikan harga komoditas energi.
Baca Juga: The Fed bakal lakukan tapering off, simak prediksi pergerakan IHSG ke depannya
Tahun depan prospek saham sektor energi masih akan terus naik. Selain itu, musim hujan di akhir tahun berpotensi menghambat produksi dan bisa meningkatkan harga.
"Tahun 2022 kita belum ada guidance dan rekomendasi saham secara spesifik. Tapi melihat pergerakan harga komoditas maka akan ada emiten yang yang terdampak positif seperti semen dan properti," kata Martha. Kenaikan harga komoditas biasanya akan membuat pendapatan di daerah penghasil komoditas meningkat dan memperbaiki ekonomi daerah.
"Setelah kebutuhan pangan tercukupi maka selanjutnya masyarakat akan mulai belanja untuk kebutuhan papan," proyeksi Martha. Roger menambahkan selain dua sektor saham tersebut, pilihan lain untuk tahun depan adalah masih dari sektor perbankan.
Roger mengatakan, pada tahun 2022 pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi 5% - 5,3%. Daya beli membaik dan tingkat NPL berpotensi turun. Restrukturisasi bisa ditekan pada tahun depan. Perbankan yang banyak menyalurkan kredit ke segmen properti seperti PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dinilai menarik. Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk juga layak dipilih karena pertumbuhan kinerja yang baik di tahun ini.
Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas yakin IHSG menuju 6.880 tahun ini, berikut pilihan sahamnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News