kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek Kejatuhan FTX Masih Membayangi Pasar Kripto, Harga Bitcoin Bisa ke US$ 13.000?


Jumat, 18 November 2022 / 06:15 WIB
Efek Kejatuhan FTX Masih Membayangi Pasar Kripto, Harga Bitcoin Bisa ke US$ 13.000?


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek domino dari kejatuhan crypto exchange FTX masih akan terasa melebar ke pondasi ekosistem industri kripto dalam jangka pendek. Oleh karena itu, Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengimbau, investor kripto harus bersiap pada skenario terburuk apabila harga kripto anjlok lebih dalam lagi.

Afid memprediksi, di kondisi pasar bearish sampai dengan akhir tahun ini, harga Bitcoin (BTC) yang merupakan aset kripto terpopuler bisa berada di antara US$ 15.000 hingga US$ 21.000. Berdasarkan kalkulasi dengan melihat historis BTC, Afid juga melihat kemungkinan BTC dapat turun ke US$ 13.000-an pada Januari 2023.

Merujuk coinmarketcap.com per Kamis (17/11) pukul 01.10 WIB, naik 0,06% dalam satu jam terakhir dan menguat 0,55% dalam sehari. Tapi, harga Bitcoin masih turun 3,76% sepekan. Posisi Bitcoin berada di US$ 16.678. Dalam satu bulan terakhir, harga terendah BTC berada di US$ 15.682,69 dengan harga tertinggi di US$ 21.446,89.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Meramal Bitcoin Bisa ke US$ 10.000, Simak Prediksi Tokocrypto & Triv

Menurut Afid, masa pemulihan di pasar kripto dapat terjadi paling cepat pada awal tahun 2023 apabila data inflasi Amerika Serikat (AS) terus melemah. Dengan begitu, The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter dengan tidak menaikkan suku bunga acuan terlalu tinggi sehingga easy money dapat mengalir lagi ke pasar kripto.

Akan tetapi, jika faktor makroekonomi belum membaik dan ketegangan geopolitik juga belum mereda, maka pemulihan pasar akan sulit terjadi. "Dua hal ini yang mungkin akan terus membuat market kripto tertekan selama beberapa waktu mendatang," ucap Afid saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/11).

Meskipun begitu, menurut Afid, investor tampaknya masih memanfaatkan momentum lunturnya inflasi Amerika Serikat (AS) untuk melakukan price actions di pasar kripto. Maklum, inflasi yang melandai bisa membuat The Fed mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneternya.

Baca Juga: Ajukan Bangkrut di Pengadilan AS, Bappebti Resmi Hentikan Perdagangan Aset Kripto FTX

Pelaku pasar berharap The Fed akan bersikap dovish dengan tidak terlalu ketat menaikkan suku bunga acuannya pada FOMC Meeting Desember mendatang. "Hal itu tentu bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan aset berisiko, salah satunya aset kripto," kata Afid.

Dari sisi jangka panjang, ada sentimen positif yang bisa membawa bull run dengan adanya Bitcoin Halving di tahun 2024. Seperti pada siklus Bitcoin Halving yang pernah menyentuh harga rendah di tahun 2018, kemudian rally kencang dan bullish di periode tahun 2020-2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×