Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis mata uang Turki dan jebolnya defisit transaksi berjalan (CAD) ke batas 3% menekan kinerja saham emiten perbankan. Hingga akhir perdagangan sesi I hari ini, indeks sektor keuangan turun hingga 4%. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung cukup panjang.
Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra mengatakan, tekanan indeks di sektor finansial karena gabungan dari krisis Turki dan CAD. Kedua sentimen tersebut bakal menjadi trigger tekanan di sektor finansial.
"Jadi, arah krisis mata uang (Turki) ini pasti ke perbankan. Karena bisnisnya relatif rentan terhadap nilai tukar. Memang awalnya pasti ke perbankan," kata Aditya kepada Kontan, Senin (13/8).
Sementara itu, rekor defisit neraca transaksi berjalan berada di luar ekspektasi pasar, sehingga risiko terhadap nilai tukar pun bisa semakin dalam. Menurutnya, ketika terjadi krisis keuangan dan gejolak nilai tukar, maka sektor finansial bakan menjadi korban pertama. "Di luar, semua sektor juga akan terkena dampaknya," jelasnya.
Terkait pelemahan indeks sektor perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang anjlok 6,19% di sesi perdagangan I hari ini, diikuti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 6,46%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) anjlok 6,58% dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,83%, lebih karena kondisi non performing loan (NPL) atau risiko kredit macet perbankan tersebut.
"Kenapa BMRI lebih dalam? Karena risio NPL yang lebih tinggi, sedangkan yang agak stabil adan BBRI dan BBCA," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News