Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
Adapun, BI-7DRRR saat ini berada di level 5% atau turun 1% sejak awal tahun. Menurut Edwin, kondisi tersebut mendorong investor untuk masuk ke pasar saham lantaran penurunan suku bunga biasanya akan diikuti oleh penurunan kupon obligasi.
“Dan mereka akan mencari saham yang memberikan dividend yield tinggi,” jelas Edwin.
Edwin menyarankan sektor perbankan, rokok, energi, telekomunikasi, logam, timah dan properti.
Edwin menilai saham rokok PT H M Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menarik diakumulasi lantaran menawarkan dividend yield yang tinggi.
Baca Juga: IHSG masih ditopang window dressing pada perdagangan esok
Kemudian untuk saham perbankan, dia menyarankan BBCA, BMRI, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Untuk sektor energi, Edwin menyarankan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) lantaran perusahaan ini terus melakuka ekspansi. Melalui anak usahanya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) baru saja meresmikan pabrik bernilai US$ 380 juta. Selain itu, BRPT juga tengah menjajaki peluang mengakuisisi aset panas bumi (geothermal).
Selanjutnya adalah saham TLKM, PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Untuk sektor komoditas, Edwin menyarankan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Timah Tbk (TINS).
Sedangkan untuk sektor properti, dia menyarnakan saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News