Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) siap mendulang cuan tambahan dari bisnis lahan industrinya, Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE). AKRA sudah kedatangan dua investor besar yang akan membeli lahan industri yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur itu.
Heri Akhyar, Head of Investor Relation & Corporate Planning AKRA mengatakan, kedua perusahaan itu dipastikan akan berinvestasi di kawasan industri AKRA pada akhir Kuartal II tahun ini.
Dua perusahaan tersebut akan menyerap sekitar 100-150 hektare (ha) lahan industri. Seperti diketahui, AKRA tengah menggarap lahan JIIPE Tahap I seluas 800 ha. Targetnya, AKRA bisa menjual 100 ha hingga 200 ha lahan di tahun ini. Harga jual lahan itu dipatok di kisaran US$ 120 - US$ 150 per meter persegi.
Hitungannya, jika 100 ha lahan terjual tahun ini, maka akan ada pemasukan lebih dari US$ 120 juta. Margin laba yang bisa dikantongi dari proyek lahan industri diperkirakan sebesar 30%. Sehingga, jika dihitung dengan kepemilikan saham AKRA di proyek JIIPE yang sebesar 60%, Heri memprediksi, AKRA bakal dapat tambahan laba dari proyek kawasan industri ini sekitar US$ 20 juta. "Diharapkan laba itu bisa dibukukan di tahun ini," jelasnya di Jakarta, Senin (12/5).
Heri belum mau blak-blakan soal indentitas pembeli lahan industri AKRA. Namun, ia mengatakan, salah investor itu berencana membangun pabrik pengolahan tembaga. Sementara satu perusahaan lainnya bergerak di sektor Chemical. Dia berharap, masuknya kedua perusahaan itu bisa juga membuat investor lain tertarik untuk berinvestasi di kawasan industri AKRA.
"Kami belum bisa sebut identitasnya. Tetapi satu diantaranya mau bangun smelter copper. Itu adalah perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Satu perusahaan lagi bergerak di sektor chemical juga merupakan perusahaan asing," katanya. Selain dua perusahaan itu,.
Sejauh ini, salah satu perusahaan yang diketahui punya rencana membangun smelter tembaga adalah PT Freeport Indonesia. Freeport bekerja sama dengan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) untuk membangun smelter dan refinary tembaga senilai US$ 2,2 miliar.
Dalam pembangunan proyek itu, ada empat alternatif lokasi yang dijadikan pilihan oleh ANTM dan Freeport. Salah satunya di lahan milik AKRA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News