Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi unjuk rasa di Jakarta selama dua hari terakhir tak menyurutkan investor menanamkan modal di Indonesia melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN).
Terbukti, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo melaporkan terjadi arus masuk modal asing atau net inflow pada pasar SBN sepanjang 21-22 Mei 2019 mencapai Rp 1,7 triliun.
Perry menilai, inflow yang terjadi ini menunjukkan masih tingginya kepercayaan investor asing terhadap kondisi maupun prospek perekonomian Indonesia.
"Di samping ekspektasi terhadap perbaikan ekonomi Indonesia ke depan, (kepercayaan investor) juga terkait dengan imbal hasil yang cukup menarik pada SBN kita," kata Perry dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (23/5).
Di sisi lain, posisi yield Surat Utang Negara (SUN) bertenor 10 tahun yang menjadi acuan mulai menurun. Artinya, risiko pada pasar SBN domestik pun mulai mereda. Perry mengatakan, yield SUN 10 tahun turun dari sebelumnya 8,05% menjadi saat ini 7,95%.
Sementara sejak awal tahun atau year-to-date (ytd) total inflow pada pasar SBN mencapai Rp 57 triliun.
"Sehingga lagi-lagi kami sampaikan bahwa inflow yang berlanjut ini menunjukkan confidence pasar maupun investor asing," kata Perry.
Di samping itu, Perry menyatakan posisi nilai tukar rupiah juga turut menguat di kisaran Rp 14.470 - Rp 14.475 per dollar AS. Selain intervensi BI, penguatan rupiah ini menurutnya mulai didukung oleh mekanisme pasar yang makin meningkat dengan transaksi jual beli yang berjalan baik.
"BI menekankan komitmen terus berada di pasar melakukan stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya. Kami perkirakan, rupiah akan tetap bergerak stabil dan cenderung menguat," tandas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News