kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Dow Jones mencetak rekor lagi


Jumat, 15 September 2017 / 05:20 WIB
Dow Jones mencetak rekor lagi


Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Setelah tiga rekor di hari sebelumnya, Kamis (14/9) hanya indeks Dow Jones Industrial Average yang kembali mencetak rekor baru. Indeks Dow Jones naik 0,20% ke rekor 22.203,48.

Sedangkan S&P 500 turun 0,11% ke 2.495,62 dan Nasdaq Composite turun 0,48% ke 6.429,08. Indeks S&P sempat menyentuh rekor baru pada pertengahan perdagangan, tapi kembali turun pada akhir perdagangan.

Rekor Dow Jones hari ketiga ini ditopang oleh kenaikan saham boeing sebesar 1,36% setelah Deutsche Bank mengerek target harga produsen pesawat ini.

Sementara indeks sektor energy S&P naik 0,39% setelah harga minyak melonjak ke atas level US$ 50 per barel. Tapi, valuasi total indeks S&P sudah makin mahal. Menurut data Thomson Reuters Datastream, PE S&P 500 berada di 17,6 kali, lebih tinggi ketimbang rata-rata 10 tahun pada 14,3 kali.

Consumer price index (CPI) Amerika Serikat (AS) bulan Agustus mencapai 1,9% secara year on year. Ekonom dalam polling Reuters memperkirakan inflasi sebesar 1,8%. Kenaikan harga ini terutama disebabkan oleh naiknya harga bensin dan sewa rumah. "Ini adalah pertama kalinya inflasi begerak di level tinggi. Jika inflasi tinggi, rasio harga saham terhadap laba akan tertekan," kata Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments kepada CNBC.

Setelah pengumuman CPI, ekspektasi kenaikan suku bunga pada Desember mendatang meningkat dari 41,3% menjadi 52,9%. CPI ini juga mengerek imbal hasil obligasi negara AS bertenor 10 tahun dari 2,19% menjadi 2,22%.

Dari Asia, Korea Utara kemungkinan akan menjalankan aksi di luar dugaan setelah adanya sanksi dari PBB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×