Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 113,99 poin (0,44%) menjadi 25.971,06. S&P 500 naik 10,76 poin (0,37%) menjadi 2.887,89 dan Nasdaq Composite bertambah 48,31 poin (0,61%) menjadi 7.995,47.
Saham-saham AS naik pada Selasa (11/9). Apple memimpin lompatan harga dalam saham teknologi dan kenaikan lebih dari 2% harga minyak mendorong saham energi.
Apple naik 2,5%, mendogkrak tiga indeks utama, sehari menjelang rilis model iPhone terbaru. Sektor teknologi S&P naik 0,8%, kenaikan persentase terbesar dalam dua minggu. Saham Microsoft juga naik 1,7% dan Facebook naik 1,1%.
"Itu menjadi bahan bakar utama untuk pasar," kata Alan Lancz, Presiden Alan B. Lancz & Associates Inc, perusahaan penasihat investasi yang berbasis di Toledo, Ohio. "Mungkin teknologi telah mulai pulih dan investor semakin yakin bahwa mereka memimpi kembali."
Sektor teknologi mendekati 18% untuk tahun ini sejauh ini, memimpin kenaikan sektor dalam S&P 500 bersama dengan konsumen discretionary yang juga naik sekitar 18% sejak 31 Desember.
Indeks energi, naik 1%, membantu mengangkat S&P 500, dengan saham Exxon Mobil naik 1,4% dan Chevron naik 0,5%. Harga minyak naik setelah sanksi AS menekan ekspor minyak mentah Iran dan memperketat pasokan global.
Saham-saham perusahaan yang mungkin mengalami penjualan setelah Badai Florence ditingkatkan ke Kategori 4 dan diperkirakan akan membuat pendaratan di Carolina akhir pekan ini, juga naik.
Toko bahan bangunan Home Depot naik 1,5% dan Lowe's Companies naik 1,6%. Saham perusahaan bahan konstruksi juga naik.
Kenaikan harga saham ini terjadi meski ketegangan perdagangan masih ada. China mengatakan kepada Organisasi Perdagangan Dunia bahwa mereka ingin menjatuhkan sanksi terhadap Amerika Serikat karena ketidakpatuhannya terhadap putusan dalam sengketa atas bea dumping AS.
Presiden Donald Trump pada Jumat mengancam akan menjatuhkan tarif pada hampir semua impor China.
Sekitar 6,3 miliar saham berpindah tangan di bursa AS. Itu dibandingkan dengan 6,1 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News