Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap mulai memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan. Sepanjang Mei, Infovesta 90 Fixed Income Fund Index yang mengukur kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap berhasil tumbuh 0,13% secara bulanan.
Pertumbuhan tersebut merupakan pertanda bagus mengingat sepanjang tahun ini, reksadana pendapatan tetap tengah dihantam sentimen kenaikan suku bunga dan kenaikan yield US Treasury. Adapun, sepanjang lima bulan pertama di tahun ini, kinerja reksadana pendapatan tetap tercatat masih -0,49%.
Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha mengungkapkan, prospek kinerja reksadana pendapatan tetap masih cukup positif sampai akhir tahun nanti. Hanya saja, ia melihat, reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi yang akan punya prospek lebih baik.
Sementara reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi negara dinilai punya upside yang cenderung terbatas. Menurut Yudha, yield SBN acuan 10 tahun idealnya pada akhir tahun nanti berada di 6,75-6,80%. Artinya, dengan yield SBN acuan 10 tahun yang saat ini berada di kisaran 6,9%, upside yang ditawarkan cenderung terbatas.
Baca Juga: Sempat Tertekan, Prospek Reksadana Pendapatan Tetap Diyakini Mulai Membaik
“Dengan sentimen kenaikan suku bunga global serta inflasi yang tinggi, kami melihat SBN masih akan volatile sampai akhir tahun nanti,” ujarnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/6).
Oleh karena itu, guna memaksimalkan kinerja reksadana pendapatan tetap di Trimegah AM, Yudha bilang pihaknya menggunakan strategi overweight pada obligasi korporasi. Ia meyakini, kinerja obligasi korporasi akan jauh lebih stabil dan diuntungkan dengan pembukaan kembali ekonomi serta turunnya risiko kredit ke depan.
Dia menambahkan, saat ini pemilihan obligasi korporasi pada reksadana pendapatan tetap Trimegah AM juga terdiversifikasi dan tidak sebatas pada sektor tertentu. Namun, tema besar yang dipilih adalah sektor yang diuntungkan dengan pembukaan kembali ekonomi.
Yudha bilang, beberapa emiten dari sektor komoditas CPO, perbankan & finance, dan consumer goods jadi pilihan saat ini.
Baca Juga: Diselimuti Katalis Positif, Kinerja Reksadana Diperkirakan Moncer pada Pekan Ini
Selain mempertimbangkan sektornya, ia menyebut analisa emiten pilihan juga dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari top down, bottom up, model bisnis yang digunakan, cashflow, hingga akses financing emiten tersebut.
“Kami optimistis produk reksadana pendapatan tetap milik kami masih bisa menawarkan imbal hasil 6,5-7% nett pada akhir tahun nanti,” tutup Yudha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News