kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dongkrak Kinerja Lewat Ekspansi Pabrik, Simak Rekomendasi Saham Surya Biru (SBMA)


Senin, 07 November 2022 / 17:17 WIB
 Dongkrak Kinerja Lewat Ekspansi Pabrik, Simak Rekomendasi Saham Surya Biru (SBMA)
ILUSTRASI. rekomendasi saham untuk PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) mematok target pendapatan sebesar Rp 123 miliar pada tahun 2023. Emiten manufaktur gas industri ini optimistis bisa mengerek kinerja bisnis lewat ekspansi pabrik baru.

Direktur Operasional Surya Biru Murni Acetylene Iwan Sanyoto membeberkan bahwa saat ini SBMA sedang menggarap pengembangan pabrik dengan unit Air Separation Plant (ASP) atau dikenal sebagai ASP Development Project (ADP).

ADP bertujuan untuk meningkatkan produksi oksigen dan nitrogen. Dengan ADP, SBMA akan bisa menangkap pasar gas likuid yang punya potensi 5 juta liter per tahun untuk memenuhi permintaan pasar seperti dari industri petrokimia, migas, medis dan distributor.

"Eksisting hanya sekitar 3 juta liter per tahun, yang belum tersentuh ada 2 juta liter. Pasar likuid potensinya besar, tapi belum tergarap mengingat kapasitas pabrik sekarang," jelas Iwan dalam paparan public virtual yang digelar Senin (7/11).

Dalam pengerjaannya, ASP difabrikasi di China untuk kemudian dikirim dan dirakit di Balikpapan. Proyek ini menyerap dana sekitar Rp 39 miliar, yang mana Rp 18 miliar telah dihimpun SBMA lewat aksi Initial Public Offering (IPO) pada September 2021 lalu.

Baca Juga: Kinerja Ditaksir Lampaui Target, Surya Biru Murni (SBMA) Siap Tebar Dividen

Direktur Keuangan Surya Biru Murni Acetylene, Cintia Kasmiranti menambahkan, hingga saat ini belanja modal (capex) untuk ekspansi itu telah terserap 70%. Sisa 30% akan direalisasikan pada Januari 2023.

Adapun ADP dijadwalkan commisioning pada Januari 2023, dengan pengoperasian secara bertahap hingga lima tahun ke depan untuk menjaga efisiensi dan efektivitas mesin. Strategi ini akan ikut menopang target pendapatan SBMA dalam beberapa tahun ke depan.

Iwan menerangkan, SBMA membidik pendapatan Rp 123 miliar pada tahun 2023. Setelah itu, SBMA memproyeksikan bisa meraup pendapatan sebesar Rp 136 miliar pada tahun 2024 dan Rp 154 miliar pada tahun 2025.

Sedangkan untuk tahun ini, SBMA menargetkan pendapatan sebesar Rp 98 miliar. Menimbang realisasi terkini, Iwan optimistis SBMA bisa melampaui target tersebut.

Sebab, untuk bulan November dan Desember SBMA sudah mengantongi kontrak gas-gas khusus seperti untuk industri petrokimia. "Kami yakin akan melebihi dari target penjualan tahun 2022," ungkap Iwan.

 

Adapun hingga periode kuartal III-2022, SBMA meraih laba bersih periode berjalan sebesar Rp 7,47 miliar. Laba bersih ini meroket 179,77% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan nilai Rp 2,67 miliar.

Lonjakan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha. Sepanjang periode sembilan bulan 2022, SBMA meraup pendapatan usaha sebesar Rp 73,42 miliar, naik 19,59% secara tahunan.

"Peningkatan pendapatan disebabkan adanya kenaikan permintaan gas industri terutama yang menunjang aktivitas pertambangan dan migas," sebut Cintia.

Dari target pendapatan Rp 123 miliar, Cintia menyampaikan SBMA membidik net profit sebesar Rp 12 miliar pada tahun depan. Sedangkan capex yang dianggarkan tahun 2023 sebesar Rp 10 miliar untuk pembelian peralatan distribusi likuid saat ADP beroperasi.

Wakil Direktur Utama Surya Biru Murni Acetylene, Welly Sumanteri mengungkapkan bahwa prospek bisnis ke depan masih terbuka lantaran gas industri dibutuhkan pada semua bidang. Termasuk untuk investasi industri baru yang akan berkembang di Kalimantan dan sekitarnya.

"Kami support untuk semua bidang. Banyak potensi pabrik seperti semen, kertas, refinery yang sangat butuh oksigen. Gas kami tidak sulit untuk blending ke industri baru yang potensial ke depan," ungkap Welly.

Dengan pasar yang terdiversifikasi, Iwan menyebut prospek bisnis SBMA lebih terjaga lantaran penurunan harga komoditas atau gejolak pada industri tertentu tidak akan berdampak signifikan.

Dia mencontohkan saat terjadi transisi energi dari bahan bakar berbasis fosil ke kendaraan listrik, gas industri SBMA juga tetap dibutuhkan dalam pembangunan smelter hingga pabrik baterai.

Bahkan, SBMA pun bisa mencuil peluang dari kebutuhan gas saat pembangunan proyek Ibu Kota Negara berjalan. "Gas industri ini bisa dipakai kemana pun. Ketika ada transisi energi, mereka perlu penambahan infrastruktur, dan gas pasti dibutuhkan," pungkas Iwan.

Baca Juga: Surya Biru (SBMA) Raih Pendapatan Usaha Rp 73,42 Miliar Per Kuartal III-2022

Rekomendasi Saham

Merujuk RTI Business, saham SBMA sempat melonjak ke level Rp 250 pada perdagangan Senin (7/11). Namun, saham SBMA ditutup pada level harga Rp 230, atau posisi yang sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat saat ini pergerakan saham SBMA masih dalam rentang konsolidasi. Selama pergerakan masih di atas area harga Rp 216, maka SBMA masih punya peluang berbalik menguat dan menguji resistance di sekitar Rp 286.

"Namun pelemahan ke bawah Rp 216 bisa memberi sinyal koreksi lanjutan ke kisaran Rp 194. Dengan demikian rekomendasinya trading buy," ujar Ivan kepada Kontan.co.id, Senin (7/11).

Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya  Wicaksana menyoroti indikator MACD dan stochastic SBMA yang masih sideways, meski ada di area positif. Posisi Rp 220 menjadi area support dan Rp 256 sebagai resistance.

Baca Juga: Realisasikan Dana IPO, Surya Biru (SBMA) Beli Tanah di Balikpapan

Herditya pun memberikan rekomendasi speculative buy untuk saham SBMA. "Selama tidak terkoreksi ke bawah area support-nya, maka SBMA berpeluang uji resistance dengan area target di Rp 272 - Rp 292," tutup Herditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×