kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dollar terendah sejak Juni, harga emas makin mengilap


Jumat, 21 September 2018 / 07:48 WIB
Dollar terendah sejak Juni, harga emas makin mengilap
ILUSTRASI. Perhiasan emas


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas makin mengilap di tengah pelemahan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS). Jumat (21/9) pukul 7.43 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2018 di Commodity Exchange berada di US$ 1.214 per ons troi.

Harga emas ini naik 0,23% ketimbang posisi harga kemarin. Dalam kenaikan tiga hari berturut-turut, harga emas menguat 0,92%.

Di sisi lain, indeks dollar menyentuh level terendah sejak Juni 2018. Pagi ini, indeks dollar berada di 93,87. Indeks yang mencerminkan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama dunia ini turun dalam tiga hari terakhir.

Pasar memiliki beberapa pandangan berbeda soal efek perang dagang antara AS dan China. "Perang dagang akan menghantam lebih keras ke AS daripada China. Pemikiran bahwa dollar sangat kuat dan akan terus menguat tidaklah benar," kata Alasdair Macleod, kepala riset GoldMoney.com kepada Reuters.

Sementara ada pandangan bahwa perang dagang akan berdampak lebih besar bagi China. Investor beberapa bulan ini membeli dollar dan menjual emas karena yakin AS akan mencatat kerugian lebih sedikit daripada China dalam perang dagang.

Polling Reuters terbaru menunjukkan bahwa perang dagang dengan China merupakan kebijakan ekonomi yang buruik di AS. Para responden memperkirakan, pertumbuhan ekonomi AS akan melambat ke 2% pada kuartal keempat, kurang dari setengah pertumbuhan ekonomi kuartal kedua lalu.

"Jika perang dagang benar terjadi, akan timbul kekhawatiran di pasar. Biasanya, investor akan beralih ke logam mulia,"kata Chris Gaffney, president of world markets TIAA Bank.

Sementara itu, bank sentral AS Federal Reserve akan menggelar rapat pekan depan. Sebelumnya, pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali lagi, yakni pada September dan Desember. Ketika perang dagang memanas, prediksi ini bisa meleset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×