Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. The Dollar Index melorot ke level paling rendah dalam dua tahun terakhir. Penyebabnya, pertumbuhan perekonomian AS di kuartal pertama lebih kecil ketimbang prediksi. Kondisi itu yang melatarbelakangi the Federal Reserve untuk menahan suku bunga rendah di negaranya.
Pada pukul 17.00 waktu New York, Intercontinental Exchange Inc's Dollar Index, yang mengukur kekuatan dollar terhadap enam mata uang utama dunia, turun 0,6% menjadi 73,116 dari 73,519 kemarin. Sebelumnya, indeks dollar sempat menyentuh 72,871, yang merupakan level paling rendah sejak Juli 2008.
Dollar keok 0,2% menjadi US$ 1,4823 versus euro dari US$ 1,4788. Jika berhadapan dengan yen, dollar melemah 0,8% menjadi 81,54 yen dari 82,16.
Sementara itu, yen terapresiasi ke hampir seluruh mata uang utama dunia. Penguatan yen terjadi setelah data menunjukkan, investor Jepang banyak yang melepas aset-aset asing pada minggu lalu. Yen menguat 0,5% terhadap euro menjadi 120,83.
Real Brazil merupakan pecundang terbesar versus dollar. Kondisi itu terjadi setelah bank sentral Brazil mengatakan pihaknya akan menaikkan suku bunga pinjaman secara konservatif dari yang direncanakan pada periode panjang. Real Brazil melemah 1,9% menjadi 1,5963 per dollar.
Sedangkan dollar Selandia Baru melemah untuk pertama kalinya dalam tiga hari versus dollar setelah Gubernur bank sentral Alan Bollard memutuskan suku bunga di rekor terendah sebesar 2,5%. Kiwi keok 0,7% menjadi 80,25 setelah kemarin menyentuh 81,08.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News