Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengingat kelancaran Bank Sentral Eropa yang melonggarkan kebijakan moneternya, secara fundamental euro unggul di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Kamis (2/11) pukul 22:03 WIB, pasangan EUR/USD menguat ke level 1,1659 ketimbang hari sebelumnya 1,1619.
Analis Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto mengatakan, secara fundamental euro memang lebih unggul, tapi secara teknikal dollar AS bakal menguat. Hal ini juga dipicu oleh keputusan gubernur ECB Mario Draghi yang akan membuka kemungkinan tapering akan melewati bulan September tahun depan. "Kalau diperpanjang, artinya ada ketidakpercayaan dari ECB terhadap ekonomi Eropa," jelas Andri kepada KONTAN, hari ini.
Selama ini, ECB membeli surat utang € 60 miliar per bulan sebagai salah satu stimulus moneter. Bulan lalu, Draghi mengumumkan pemangkasan pembelian surat utang ini menjadi € 30 miliar per bulan.
Dengan demikian pelaku pasar dapat saja beralih ke mata uang asing karena meyakini euro bakal tertekan. Di sisi lain, rilis data indeks manufaktur atau purchasing managers index (PMI) Oktober Zona Euro terlihat stabil di 58,5 atau meleset tipis dari prediksi pasar dan realisasi periode sebelumnya di 58,6. Kinerja bulan ini dipimpin oleh performa PMI Manufaktur yang kuat negara inti Jerman yang bertahan di 60,6 dan Belanda naik ke 60,4 dan Austria bertahan di 59,4.
Sedangkan dari sisi AS, sentimen dollar bakal dipicu oleh pemilihan gubernur The Fed. "Putusan ini bakal positif untuk dollar, siapapun kandidatnya bakal diterima oleh pasar," jelas Andri.
Secara teknikal euro bakal mengalami penurunan, hal ini terlihat dari pergerakan garis moving average (MA) 50, MA 100 yang memberikan sinyal sell dan MA 200 di buy. Namun indikator lain seragam di sinyal jual, seperti stochastic di level 20,5 dan relative strength index (RSI) 14 di level 39. Indikator moving average convergence divergence (MACD) di zona negatif.
Rekomendasi EUR/USD: sell
Support: 1,1605 - 1,1597
Resistance: 1,1650 - 1,1674
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News