Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SIDNEY. Dollar Australia kembali menguat setelah melemah selama dua hari terakhir. Penguatan dollar Australia ini didorong oleh laporan data impor China April lalu yang diekspektasikan mengalami peningkatan. Hal ini menandakan pengetatan moneter di China tidak serta merta menghambat pertumbuhan negara-negara Asia lainnya. China sendiri merupakan importir terbesar bahan baku dari Australia.
"Kami tidak melihat sejumlah dampak buruk yang besar sebagai reaksi atas pengetatan moneter yang dilakukan oleh Bank Sentral China. Jadi, laporan impor China tersebut merupakan ukuran kebutuhan China atas barang komoditas," kata Thomas Averill, Direktur Rochford Capital, Sidney.
Pada minggu lalu, mata uang Aussie sempat melemah terhadap greenback. Tapi hari ini, dollar Australia menguat ke level US$ 1,0742 pada pukul 09.43 waktu Sidney, dari sebelumnya US$1,07 di New York pada 6 Mei lalu.
Berdasarkan hasil survei Bloomberg, data yang bakal dirilis Badan Bea Cukai China akan menunjukkan data impor pada April meningkat 28,9% year on year, setelah sebelumnya naik 27,3% yoy pada bulan sebelumnya. Ekspor China juga diramal naik 29,5% dan para ahli ekonomi memprediksikan neraca perdagangan China akan surplus mencapai US$ 3,2 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News