Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap beberapa mata uang utama setelah negara-negara G-20 menyatakan, bisa menerima kebijakan moneter agresif Bank of Japan (BoJ).
Pada Jumat (19/4) lalu, pairing USD/JPY diperdagangkan menguat 1,37% menjadi 99,52 dan pairing AUD/USD melemah 0,23% menjadi 1,0277. Pasangan EUR/USD menguat tipis 0,007% menjadi 1,3052 dari hari sebelumnya.
Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso akhir pekan lalu menyatakan bahwa sejumlah negara yang hadir dalam pertemuan forum G-20 memberi lampu hijau atas kebijakan moneter yang diambil BoJ. "Lampu hijau tersebut membuat yen semakin tertekan terhadap dollar AS," kata Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures. Menurut perkiraannya, dollar AS masih akan melanjutkan penguatan dalam beberapa hari ke depan.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures menambahkan, pergerakan dollar AS akhir pekan lalu juga terdorong data China. Pertumbuhan ekonomi China kuartal I yang berada di bawah ekspektasi pasar ikut menekan aussie.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pergerakan dollar AS di akhir pekan sebenarnya mendapatkan banyak sentimen negatif. Data penyerapan tenaga kerja yang buruk menekan pergerakan dollar AS terhadap euro. Sentimen lain juga datang dari jatuhnya beberapa komoditas utama. Namun, tren pelemahan tersebut kemungkinan besar tidak akan berlangsung lama.
Fundamental ekonomi di Zona Eropa yang masih rapuh akan menyebabkan pergerakan euro terhadap dollar cenderung mendatar. Menurut perkiraan Daru, euro hanya mampu bergerak di kisaran 1,3000 sampai 1,3300 dalam beberapa waktu ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News