kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dollar AS melemah terhadap yen setelah bunga The Fed naik


Kamis, 22 Maret 2018 / 20:59 WIB
Dollar AS melemah terhadap yen setelah bunga The Fed naik
ILUSTRASI. Kurs yen Jepang - dollar AS


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah pengumuman Federal Open Market Comittee (FOMC), pasangan USD/JPY masih melanjutkan penurunnya di Kamis (22/3).

Mengutip Bloomberg, di pasar spot, dollar AS tercatat menurun 0,55% jadi di level 105,47 terhadap yen. Puja Purbaya Sakti, analis PT Rifan Financindo Berjangka mengatakan pelemahan dollar AS disebabkan adanya aksi profit taking para investor.

Selain itu, dollar melemah karena pelaku pasar merespon kecewa pada pernyataan Pemimpin The Fed Jerome Powell mengenai kenaikan suku bunga The Fed berikutnya di tahun ini diproyeksi hanya akan terjadi dua kali lagi.

"Padahal untuk jangka panjang, The Fed menargetkan suku bunga akan mencapai 2,9%," kata Puja, Kamis (22/3).

Di lain sisi, kurs yen menguat karena mendapat dorongan pelaku pakar yang menjadikan yen sebagai aset safe heven. Tentunya, ditengah munculnya kekhawatiran berkembangnya pengumuman tarif impor baja dan alumunium dari Presiden AS Donald Trump yang memicu terjadinya perang dagang. "Hal ini merusak kepercayaan investor pada dollar AS dan memberikan dorongan tambahan bagi kurs yen," kata Puja.

Menurut Puja komitmen Bank of Japan (BoJ) yang mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar juga mendorong yen masih terus menguat terhadap dollar AS.

Pada perdagangan Jumat (23/3) pasangan USD/JPY, Puja prediksikan berpotensi rebound meski dalam range yang terbatas. Beberapa data yang mempengaruhi dollar AS berpotensi rebound adalah rilis data inflasi rata-rata tahunan Jepang yang diprediksi naik dari 1,4% menjadi 1,7%. "Data ini unfavorable untuk yen," kata Puja. Besok juga ada data AS yang rilis, yaitu data penjualan rumah baru di AS yang diprediksi naik menjadi 621.000.

Secara teknikal pasangan mata uang USD/JPY bergerak downtrend. Sejak, pertengahan bulan Feburari 2018 kurs tengah ini berkonsolidasi dengan bias bearish jangka pendek dan dalam waktu dekat bisa menguji kembali strong support 105,23 yang tercipat awal Maret lalu. Hampir semua indikator seperti MA (7), stochastic dan RSI masih menunjukkan sinyal sell.

Puja merekomendasikan sell ketika kurs break dibawah 105,23 dengan level support di 105,00 dan 104,60. Sementara resistance di level 105,90 dan 106,15.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×