kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dollar AS melemah


Kamis, 26 Februari 2015 / 06:29 WIB
Dollar AS melemah
ILUSTRASI. Resmi, Yogyakarta Buka 1.042 Formasi PPPK Tahun 2023, Ini Daftar & Syarat Pendaftaran


Reporter: Dina Farisah, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) melemah setelah komentar bernada negatif (dovish) dari Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yellen. Dalam testimoninya, Yellen memberi sinyal waktu yang fleksibel untuk menaikkan suku bunga.

Mengutip Bloomberg, Rabu (25/2) pukul 17.10 WIB, pasangan EUR/USD naik 0,25% dibandingkan dengan hari sebelumnya ke 1,1368. AUD/USD naik 0,68% menjadi 0,7884. Sementara USD/JPY turun 0,18% ke 118,7600.

Dalam testimoninya di hadapan Senate Banking Committee kemarin, Yellen mengatakan bahwa inflasi dan pertumbuhan upah masih sangat rendah meskipun pasar tenaga kerja membaik.

Dus, kenaikan suku bunga The Fed tidak terpaku pada waktu tertentu. Yellen juga memberi sinyal The Fed akan menjaga suku bunga rendah setidaknya hingga beberapa pertemuan mendatang. 

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, testimoni Yellen cenderung dovish untuk meredam rumor kenaikan suku bunga The Fed terjadi Juni nanti. Ini membuat dollar AS tertekan, termasuk terhadap euro. 

Namun, investor perlu mencermati langkah bank sentral Eropa (ECB) yang mulai menggelontorkan stimulus ekonomi sebesar € 80 miliar pada Maret mendatang. "Stimulus biasanya akan melemahkan mata uang bersangkutan," kata Faisyal.

Senada, analis PT Esandar Arthamas Berjangka Tonny Mariano menjelaskan, AUD/USD bergerak naik akibat testimoni Yellen, kemarin. Ini memberikan peluang bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking). Tapi, dollar akan kembali menguat karena prospek kenaikan suku bunga masih terbuka pada tahun ini.

Di sisi lain, sambung Tonny, dollar Australia menguat karena tertopang data manufaktur PMI China Februari membukukan angka 50,1. Ini menunjukkan, ada ekspansi ekonomi di China.

Angka ini lebih besar dibandingkan dengan estimasi sebesar 49,6. China merupakan mitra dagang utama Australia.

Analis PT SoeGee Futures Nizar Hilmy menilai, USD/JPY tidak menunjukkan pergerakan berarti. Pernyataan Yellen soal kenaikan bunga menggerus nilai tukar dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×